TPA Cipeucang Tak Ramah Lingkungan

Sumber:Jurnal Nasional - 06 Januari 2012
Kategori:Sampah Luar Jakarta
PENGOPERASIAN Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Setu, Kota Tangerang Selatan, yang menggunakan sistem sanitary landfill, dianggap tidak ramah lingkungan. Teknologi persampahan itu hanya menampung, bukan mengolah sampah.
 
Pengamat Persampahan Sodiq Suhardianto mengatakan, keinginan Pemerintah Kota Tangerang menerapkan sistem sanitary landfill di TPA Cipeucang sudah ketinggalan zaman. Pemda seharusnya mencari teknologi baru pengelolahan sampah yang lebih tepat guna.
 
"Sistem sanitary landfill hanya menampung sampah, bukan mengelola sampah. Sanitary landfill di TPA Cipeucang tidak menghancurkan sampah. Sampah hanya ditumpuk dengan tanah. Jelas, sistem itu tidak ramah lingkungan, dan metodenya standar," kata Sodiq kepada Jurnal Nasional, Kamis (5/1).
 
Menurutnya, sistem tersebut sebaiknya dikesampingkan saja, dan pemda harus berpikir lebih kreatif. Idealnya, bagaimana menyediakan teknologi terbaru yang mampu mereduksi sampah seminimal mungkin. Artinya, TPA bukan cuma tempat penampungan sampah. Jika sistem sanitary landfill digalakan, maka TPA Cipeucang hanya akan menjadi tempat tumpukan sampah.
 
Ada tiga persoalan yang harus dibenahi di TPA Cipeucang, tetapi tidak mudah. Yakni, mencari tambahan lahan guna perluasan TPA. Masyarakat yang tinggal di kawasan sekitarnya tentu menolak pembangunan TPA karena berdekatan dengan lokasi pembuangan sampah. "Pemerintah Tangerang seharusnya membuat TPA Regional. Seluruh sampah ditampung pada sebuah TPA, tanpa harus membangun TPA baru," kata Sodiq.
 
Sementara Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan, Nur Slamet, mengatakan, sistem sanitary landfill sebagai basis TPA Cipeucang baru selesai tahap pertama dari empat tahap yang direncanakan. Tetapi, infrastruktur menuju TPA tersebut belum terlaksana dengan baik.
 
Sejumlah truk sampah berukuran besar belum lancar melewati jalur menuju TPA. Sebabnya, kapasitas ruas jalan dan jembatan tidak seimbang dengan muatan armada sampah itu. "Jalan masuk menuju TPA belum bisa dilalui truk 20 ton. Hanya sejumlah kendaraan berukuran kecil yang bisa menuju ke sana," kata Nur Slamet kepada Jurnal Nasional, kemarin.
 
Dikatakan, pengoperasian TPA itu selama ini tersandung masalah perbaikan infrastruktur. Karena, sebelumnya terjadi longsor di turab jalan arah menuju TPA tersebut. Truk pengangkut sampah bisa langsung membuang sampah setelah jalan dibeton, dan pihaknya sedang mengebut perbaikan turab di dekat jembatan yang sedikit longsor. "Turab sudah sejak lama longsor dan sedang diperbaiki," kata Nur.
 
Dikatakan, pelebaran jalan menuju TPA akan dilakukan Maret dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN). Pelebaran akan dilakukan hingga ke sungai di sekitar TPA. Padahal, sebelumnya pemda memastikan TPA tersebut beroperasi akhir Desember 2011. Jadi, molor lagi. "Akhir Januari 2012, baru beroperasi," kata Nur. Sabaruddin


Post Date : 06 Januari 2012