|
TEMPAT pembuangan akhir (TPA) Cipayung, Kota Depok, mulai kelebihan muatan sampah. Akibatnya, banyak warga membuang sampah di badan jalan. Tiga zona yang ada di TPA Cipayung sudah tidak bisa lagi menampung tumpukan sampah. Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis TPA Cipayung Kota Depok, Deny Wahyu, sampai sekarang tinggi tumpukan sampah mencapai 28 meter. Produksi sampah yang dibuang ke TPA Cipayung rata-rata 4.500 meter kubik per hari. “Kami mulai kerepotan mengatasi masalah sampah dari masyarakat dan buangan dari pasar,“ kata Deny Wahyu, kemarin. Menurutnya, kondisi itu akan memperparah dampak pencemaran. Air lindi dari sampah langsung mengalir ke bawah tanah karena sistem drainase TPA tidak mampu lagi menampung air sampah. “Harus dicari lahan pengganti karena TPA Cipayung hanya dapat bertahan hingga 2013,” ujarnya. Sejumlah sopir pengangkut sampah mengungkapkan setiap harinya sampah yang diangkut ke TPA Cipayung mencapai 4,5 ton. “Itu belum sampah dari beberapa pasar tradisional di wilayah Kota Depok,” kata Iwan, salah satu sopir angkutan sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok. Sebanyak 200 pemulung yang mencari kerja di TPA Cipayung tidak mampu mengurangi jumlah sampah sebab yang efektif hanya 70 orang, sisanya pemulung musiman. Dalam kesempatan itu Kepala Bidang Pemantau Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Depok Amanullah Sarwi menjelaskan kualitas air tanah di sekitar TPA Cipayung sudah kritis dan tidak bisa dikonsumsi. Air sumur warga pun sudah tercemar air lindi akibat rembesan dari kolam penampungan. Dia menyayangkan tidak ada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sehingga penanganan sampah tidak maksimal. Dampaknya, air lindi meresap ke tanah dan masuk ke sumur warga. “Kami sarankan untuk membuat IPAL komunal yang benar sehingga sebelum dibuang, air diproses terlebih dahulu.” (KG/J-4) Post Date : 13 November 2012 |