|
BANDUNG, (PR),Setelah delapan hari tidak terangkut, timbunan sampah yang menumpuk di sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Bandung, mulai Senin (9/1) diangkut ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA) sementara Cicabe. Sebanyak 45 truk mengangkut sampah yang mulai menggunung dari TPS Gasibu, Darul Hikam, Cimandiri, Cicadas, dan Bungur. Direktur Teknik dan Operasional PD Kebersihan Ir. Cece Iskandar yang ditemui PR saat meninjau di TPA Cicabe, Selasa (10/1), menyatakan, tumpukan sampah itu baru terangkut kurang dari 10%. Tapi masyarakat tak perlu khawatir, karena kita masih akan mengangkut sampah yang ada di 182 TPS di Kota Bandung, katanya. Ia menambahkan, kapasitas tampung volume ruang TPA Cicabe masih cukup untuk menampung sampah selama 3 bulan 27 hari lagi. Kita tidak menggunakan sistem pengelolaan sampah open dumping lagi, melainkan control landfill, jelas dia. Sementara itu, pembangunan TPA di Kp. Cimerang, Desa Citatah, Kec. Cipatat, Kab. Bandung, masih dalam proses. Menurut Cece, TPA itu akan dibangun bekerja sama dengan PT Brill, setelah analisis mengenai dampak lingkungannya keluar. Tidak keberatan Ketua RW 07 Kel. Mandalajati Kec. Cicadas Kota Bandung, Budi Mahpudin, menyatakan warga di sekitar TPA Cicabe tidak keberatan TPA tersebut beroperasi kembali. Apalagi, PD Kebersihan menjanjikan penyapuan jalan, pengobatan cuma-cuma tiap minggu selama enam bulan, dan penyemprotan di lingkungan setempat. PD Kebersihan juga memberikan kompensasi berupa bantuan pembangunan jalan dan masjid, jelas Budi. Dari pengamatan PR, setiap truk yang meninggalkan TPA, disemprot dengan minyak sereh wangi. Lalu, petugas pun melakukan penyemprotan di sepanjang jalan daerah Cicabe yang dilewati truk pengangkut sampah itu. Minyak sereh digunakan untuk mereduksi bau sampah. Sedangkan insektisida pembasmi vektor lalat, digunakan malation. Salah seorang warga RW 07, Aat Raswat (41), mengaku tidak terlalu terganggu oleh pengoperasian kembali TPA Cicabe. Bau sampah yang ditimbulkan hanya terasa saat angin berembus agak kencang. Makanya, sekarang saya ingin lihat apakah pengelolaan sampah sesuai perjanjian atau tidak, katanya. Ungkapan senada dikemukakan warga RW 01, Ade Badil. Ya, di tempat saya juga baunya tidak terlalu menyengat," katanya. Jarak RW 01 dan RW 07 ke lokasi TPA, relatif sama. Para pemulung juga terlihat berdatangan begitu TPA Cicabe beroperasi kembali. Ade (45), misalnya, warga Ciparay ini sengaja mencari barang yang masih berguna di tumpukan sampah, setelah TPA Jelekong ditutup. Lumayan tiasa kenging Rp 20.000,00 dugi Rp 30.000,00 ungkap dia. TPA Pasirimpun Di tempat terpisah, puluhan warga RW 14 Desa Cikadut Kec. Cimenyan Kab. Bandung menolak TPA Pasirimpun difungsikan kembali. Warga memasang spanduk berisi penolakan tersebut, di sepanjang jalan mulai pertigaan Jalan Raya Ujungberung - Pasirimpun, hingga TPA. Warga pun berkoordinasi dengan para pengojek. Bila ada truk lewat, ojek memberi kami kabar, kata Ketua RW 14, Adjie Suharto, seraya menegaskan warga tak segan memblokir akses jalan masuk. Namun, hingga berita ini diturunkan, aksi pemblokiran tidak terjadi, karena tidak ada truk yang membuang sampah ke TPA Pasirimpun. Seperti diberitakan PR sebelumnya, dalam upaya penanganan darurat sampah, PD Kebersihan menyiapkan dua TPA sementara, yaitu di lokasi tambahan TPA Cicabe seluas 1,5 ha, dan bekas TPA Pasirimpun. (A-159) Post Date : 11 Januari 2006 |