|
CAPE CANAVERAL, FLORIDA -- Jika ada pertanyaan yang paling mengganggu dan ingin sekali diutarakan oleh seorang astronot mungkin adalah, "Bagaimana nanti di luar angkasa kalau ingin ke kamar kecil?" Belum pernah pertanyaan itu benar-benar bikin pusing seperti sekarang. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengabarkan bahwa Stasiun Antariksa Internasional (ISS) yang mengorbit 350 kilometer di atas muka Bumi sedang bermasalah dengan toiletnya. Menurut berita yang dilansir NASA, kamar mandi utama yang terletak di modul Rusia itu sudah tak berfungsi sejak akhir pekan lalu. "Kru mendengar suara berisik dan kipas tiba-tiba berhenti berputar," bunyi berita itu. Toilet untuk sampah padat memang masih berfungsi, tapi tidak untuk kencing. Meski sudah dicoba diperbaiki--pertama mengganti separator udara/air, lalu filternya--bagian vacuum urine collection device tetap saja tidak mau berfungsi lagi. Secara teori, kalau bagian itu tak bisa bekerja artinya air kencing akan beterbangan seperti halnya benda lain di antariksa. Tapi jangan dulu jijik. NASA mengatakan stasiun antariksa belum sampai menghadapi situasi krisis higienis yang serius. Selama beberapa hari terakhir, astronot NASA, Garrett Reisman, serta dua kosmonot Rusia, Sergey Volkov dan Oleg Kononenko, yang saat ini mengawaki ISS, masih bisa menggunakan toilet mini cadangan di kapsul Rusia, Soyuz, kalau ingin kencing. Soyuz "menempel" di stasiun sebagai sekoci darurat. Masalahnya, Badan Antariksa Rusia tidak ingin ketiga astronot itu membuat sistem pembuangan di Soyuz yang sangat terbatas tersebut penuh. "Sistem yang penuh akan berpengaruh dalam proses re-entry (ke Bumi) nantinya," kata mereka. Sebagai alternatifnya, pihak Moskow meminta ketiga kru menggunakan "sistem pengumpul sampah" alternatif yang terdiri atas kantong dan sebuah bypass. Tidak ada detail soal sistem ini yang kalaupun diberikan mungkin kurang etis juga. Yang jelas, Nicole Cloutier-Lemasters, juru bicara wanita untuk NASA, mengatakan, "Mereka mengganti sistem penampung urine yang rusak dengan sebuah 'wadah khusus' yang sudah melekat di toilet." Meski sungkan, para astronot itu mungkin masih bisa membiasakan diri agar tidak terserang penyakit kencing batu atau penyakit ginjal lainnya. Tapi kondisinya niscaya akan lebih rumit ketika tujuh kru dari pesawat ulang-alik Discovery datang pekan depan untuk sebuah misi selama 14 hari di stasiun itu. Discovery dan tujuh awaknya sejatinya datang dengan misi instalasi instrumen laboratorium raksasa KIBO dari Jepang. Tapi dengan adanya masalah toilet ini memaksa NASA berpikir keras bagaimana caranya Discovery juga bisa jadi tukang ledeng yang akan memperbaiki toilet ISS. Permasalahan ini lebih serius dari kedengarannya. Pertama, ini bukan toilet standar seperti di rumah, hotel, atau di Bumi. Ini adalah persoalan desain mesin kompleks yang harus bekerja tanpa ada gravitasi yang bisa menarik semua benda ke bawah (flushing). Toilet berusia tujuh tahun buatan Rusia ini pernah rusak sebelumnya, tapi tidak sampai berhari-hari seperti sekarang. Kedua, tidak ada ruang lagi dalam anjungan kargo utama pesawat ulang-alik. Seluruhnya sudah dipenuhi perangkat instrumen KIBO yang total berbobot 16 ton. Begitu besar dan khususnya muatan laboratorium antariksa ini hingga sistem sensor ledakan di pesawat pun sudah lebih dulu dikalahkan. Sampai kemarin, NASA belum menyatakan kepastiannya bagian apa yang akan ditinggalkan untuk memberi tempat untuk peralatan vakum toilet baru. Discovery memang punya toilet sendiri yang bisa juga digunakan sebagai pengganti, tapi tetap saja perbaikan toilet di stasiun adalah prioritas utama. "Seperti di rumah mana pun, kebutuhan akan kamar kecil sudah sangat jelas," ujar juru bicara NASA lainnya, Allard Beutel. Jadi yang bisa dilakukan mungkin membagikan kepada kesepuluh awaknya nanti berupa kantong-kantong plastik berperekat keras konvensional sambil menunggu perbaikan dilakukan. Discovery akan membawa stok plastik yang sudah ada sejak zaman roket Apollo itu dalam jumlah besar. wuragil | ap | nytimes | orlandosentinel | foxnews | floridatoday Urusan Toilet, NASA Lebih Baik Beli Dari seluruh teknologi yang digunakan untuk ke luar angkasa, teknologi membuat kamar mandi mungkin yang paling lemah dikuasai NASA. Padahal, menurut pengalaman Mike Mullane, bekas astronot, pengoperasian toilet di antariksa lebih sering ditanyakan publik daripada pertanyaan lain seperti, "apakah saya pernah melihat alien" dan "apakah kami memanipulasi soal pendaratan ke bulan". Toilet memang pencapaian teknologi yang relatif baru di antariksa. Dulu, astronot kalau mau buang air besar ataupun kecil harus melakukan di dalam bajunya sendiri. Lalu mereka jadi sedikit lebih "beradab" dengan menggunakan kantong-kantong plastik ataupun termos sederhana. Cara yang satu ini agak primitif karena tiap astronot harus menggenggam fesesnya, memasukkan ke dasar plastik, dan memastikannya tidak melayang ke mana-mana. Meski begitu, bukan berarti tidak ada yang lolos dari plastik itu. Itu sebabnya saat dilakukan "ritual" yang sangat pribadi itu, kamera-kamera dimatikan. Baru sejak Skylab pada 1973, Amerika mulai ikut mengorbitkan toilet. "Penguasa" antariksa yang satu ini membelinya dari Rusia. Lynnette Madison, juru bicara NASA soal ini, menyatakan bahwa membeli toilet itu lebih murah daripada membikinnya sendiri. "Selain para astronot juga sudah terbiasa dengan yang ada di ISS itu," katanya. Model terbaru daripada yang ada di modul Zvezda sudah dipesan NASA senilai US$ 19 juta (lebih dari Rp 170 miliar). Rencananya toilet yang bisa mengolah air kencing jadi air minum itu tahun ini juga akan dipasang di modulnya sendiri di ISS. Selain mengurangi produk limbah, toilet terbaru dipastikan akan lebih tertutup demi kepentingan privasi mengingat awak tetap ISS akan ditambah menjadi enam orang pada tahun depan. Bukan Sembarang Jamban Jangan bayangkan toilet di pesawat-pesawat ulang-alik ataupun stasiun antariksa sama seperti yang ada di rumah. Tidak ada shower dan biasanya ada pasta gigi khusus yang ditelan. Kini ada yang namanya NASAdent dan dimanfaatkan oleh para manula, pasien di rumah sakit, atau siapa pun yang memiliki masalah dengan sikat gigi. Pasta itu tidak berbusa. Untuk urusan mandi, para astronot atau kosmonot mengandalkan spons basah dan membasuh diri mereka dengan sabun yang tidak memerlukan bilas dengan air. Biasanya mereka akan membawa banyak bekal handuk untuk mengeringkan badan. Sebagian astronot ada yang memilih membasuh diri sebersih mungkin sebelum meluncur dari Bumi. Karena tidak ada gravitasi untuk membuat sebuah "mangkuk" toilet penuh air atau membuat kotoran manusia jatuh ke "sasarannya", mendesain sebuah jamban di sana jelas tidak mudah. Siasat yang digunakan dalam sistem pengumpul sampah (waste collection system) yang ada adalah mengembangkan cara yang bisa membuat aliran udara mengarahkan arah jatuh feses. Beda dengan toilet di Bumi, kedua kaki para astronot harus diperangkap agar bisa tetap di lantai dan si astronot tetap terduduk. Tersedia pula selang yang bisa digunakan astronot pria ataupun wanita khusus untuk kencing. Untuk sistem yang lama, seluruh sampah cair akan disalurkan--pakai tekanan udara--ke luar wahana. Adapun untuk sampah padat akan dikompres dan disimpan untuk dibuang nanti setelah kembali ke Bumi. Dalam sistem toilet terbaru, sampah padatnya akan dikirim ke ruang vakum untuk membunuh bakteri dan agen penyakit lainnya serta menghilangkan bau. Post Date : 29 Mei 2008 |