Toilet Hemat Air telah Lahir

Sumber:Media Indonesia - 16 September 2009
Kategori:Sanitasi

BAGAIMANA cara mengolah air sekaligus memperbaiki tingkat kehidupan di negara berkembang? Bagi pakar sanitasi Bindeshwar Pathak dari India, jawabannya ialah dengan memodernisasi toilet.

Selama empat dekade, ia memimpin gerakan bernama His Sulabh Sanitation Movement yang memperlengkapi lebih dari 1,2 juta rumah tangga di India dengan toilet yang ramah lingkungan. Kelompok itu juga sudah membangun 7.500 toilet umum. Meski demikian, hampir tiga dari empat warga India, atau sekitar 700 juta orang, masih belum memiliki toilet yang sehat.

"Kondisi ini membuat hampir setengah juta warga meninggal tiap tahun," ujar Pathak, 66, di sela konferensi World Water Week di Stockholm, beberapa waktu lalu.
Dalam acara itu dia menerima penghargaan Stockholm Water Prize untuk inovasinya.

Untuk menurunkan risiko terhadap kesehatan manusia, Pathak mengembangkan sulabh yakni sejenis toilet yang memakai sepasang tangki untuk menyimpan kotoran tanpa bau atau polusi tanah. Sulabh lebih sedikit menggunakan air jika dibandingkan dengan toilet biasa.

"Toilet ini hanya memerlukan 1 sampai 1,5 liter air untuk menyiram, bukan 10 liter seperti toilet konvensional. Sulabh bisa menghemat triliunan air tiap tahun," ujar Pathak.
Idenya adalah mengurangi pembuangan kotoran di alam terbuka dan toilet kurang bersih yang bisa menyebarkan penyakit dan diare.

Jika sulabh dijual ke rumah tangga, harga toilet itu disesuaikan dengan kemampuan konsumen. Warga miskin boleh membayar US$15 atau sekitar Rp150 ribu, sedangkan keluarga kaya dapat diminta mengeluarkan dana sampai US$1.000 atau Rp10 juta.

Gerakan untuk membangkitkan kesadaran akan kesehatan ini juga membuat makin banyak warga India yang mau membayar untuk memakai 7.500 kamar mandi umum. Tempat yang dijaga 24 jam sehari itu bisa dipakai dengan biaya sekitar Rp10 ribu sebulan. (War/AFP/X-9)



Post Date : 16 September 2009