Toilet Asri nan Ramah Lingkungan

Sumber:Koran Tempo - 13 Oktober 2010
Kategori:Sanitasi

Toilet umum biasanya jorok dan tidak terawat. Tapi, bagi Armi Indrayuni, toilet umum tak harus seperti itu. Idealnya, toilet itu ramah lingkungan, bersih, dan sehat. Toilet sarat makna dari aspek psikologis pengguna, kesehatan, dan keamanan.

Alumnus Jurusan Arsitek Universitas Hasanuddin itu mencoba membeberkan desain toilet ideal rancangannya kepada Tempo kemarin. Public Bio Toilet, begitu ia menyebutnya. Desainnya berukuran 6 x 11 meter.

Secara ideal, toilet sehat mencakup persyaratan seperti bersih dan kering, sirkulasi udara yang baik, mudah dalam perawatan, dapat digunakan oleh penyandang cacat, ramah lingkungan dengan proses daur ulang, serta sederhana dari segi tata bangunan.

"Bersih dan kering setiap saat. Sebab, desain toilet ini memanfaatkan air kotor yang difilterisasi," kata Armi, peraih peringkat kedua kompetisi Desain Toilet Nasional 2008-2009.

Toilet ciptaan Armi itu memanfaatkan air hujan yang turun melalui talang air bangunan atap. Kemudian air itu difilterisasi untuk digunakan sebagai air pembilas.

"Selain itu, air hujan bisa dimanfaatkan sebagai taman indoor maupun outdoor bangunan," ia menjelaskan.

Yang istimewa dari desain toilet ini adalah tanaman bambu yang digunakan sebagai ruang pemisah antara ruang pria dan wanita. Letaknya berada di tengah-tengah, yang disebut sebagai zona privat.

"Jadi toilet ini memiliki tiga zona yang bisa digunakan pria, wanita, dan penyandang cacat. Zona semiprivat tanpa pembatas. Zona privat ruang wastafel sudah ada pembatas dari bambu. Dan zona sangat privat adalah pembatas permanen dari tembok," tutur Armi.

Zona sangat privat meliputi area kubikal (WC), yang hanya dapat digunakan secara individual. Dari segi sirkulasi udara, bangunan itu memanfaatkan taman, terutama tanaman bambu, yang dibuat dengan jarak satu meter yang ditumbuhi rumput. Bambu-bambu ini harus padat berdempetan agar berfungsi sebagai pemisah di zona privat.

Pada bagian atap, toilet ini menggunakan bahan material photovoltaic untuk menyerap cahaya matahari. Cahaya ini dimanfaatkan turbin, lalu disimpan dan digunakan sebagai penerangan dalam ruangan toilet.

"Ini skema pencahayaan alami dengan memanfaatkan sirkulasi udara terbuka. Fungsi sirkulasi ini juga bisa menghilangkan bau dengan memanfaatkan bau-bau tanaman, terutama tanaman bambu dan rerumputan yang ada di zona privat," ujar Armi.

Agar tanaman bambu bisa tumbuh dengan leluasa, bagian tengah atas atap bangunan tampak terbuka dengan lebar satu meter. Bagian interior di bawah plafon dilapisi grill dengan bahan kayu. Untuk lantai, digunakan material dari bahan natural yang tidak licin.

Enny, dari Asosiasi Toilet Indonesia, berpendapat hasil desain rancangan Armi Indrayuni secara teknis bisa diuji. "Secara teknis bisa diuji. Konsepnya juga sederhana, sangat menarik dari metafora yang mengambil bentuk lingkaran kloset. Ia memadukan konsep alam yang luar biasa," katanya saat dihubungi Tempo kemarin. | ICHSAN AMIN



Post Date : 13 Oktober 2010