|
SEBANYAK 50% penderita demam berdarah dengued di Indonesaia adalah penduduk Jakarta. Indonesia termasuk peringkat ketiga di dunia untuk penderita TBC, yang di Jakarta sendiri berjumlah 12 ribu penderita. Belum lagi penderita wabah penyakit yang lain, seperti infeksi saluran napas atas (ISPA), kolera, diare, tifus, leptospirosis, hingga gatal-gatal. Semuanya ada di sini, Jakarta! Biang penyebabnya cuma satu; sampah! Tempat berkumpulnya bakteri dan virus penyakit. Lalu, melalui binatang perantara seperti lalat, kecoa, tikus, dan nyamuk, kuman-kuman penyakit tersebut mewabah ke dalam lingkungan. Juga Mencemari Lingkungan SAMPAH yang membusuk menghasilkan cairan asam organik, merembes ke dalam tanah dan mencemari persediaan air bersih dalam tanah. Akibatnya, air yang menjadi bagian kehidupan kita sehari-hari menjadi keruh dan bau. Sama dengan air, udara pun tercemar oleh gas yang dihasilkan oleh sampah. Busuk, dan menyengat hidung. Lalu, bagaimana kita bisa hidup sehat, kalau kita sendiri tinggal di lingkungan yang udara, tanah, dan airnya tercemar? 8 Cara Mengelola Sampah Rumah Tangga 1. Jauhkan timbunan sampah dari jangkauan anak-anak di rumah. 2. Pisahkan antara sampah organik (daun, kertas, kayu) dan sisa makanan dengan sampah anorganik (plastik, karet, logam). 3. Jangan biarkan sampah anorganik menumpuk terlalu lama. Segera bakar bila perlu. 4. Tanam sampah organik agar tidak menimbulkan bau busuk. 5. Jauhkan sampah dari sumber air bersih. 6. Cegah, jangan sampai bak sampah atau tumpukan sampah menampung banyak air. 7. Gunakan lagi barang yang masih layak dipakai untuk keperluan lain. Jangan sekali pakai lalu dibuang. 8. Berikan barang yang bisa didaur ulang kepada pemulung. Kalau sudah Jadi Bencana... SEKITAR 900 kubik sampah setiap harinya dikeruk dari 13 sungai di Jakarta. Sadarkah, bahwa timbunan sampah ini tidak akan pernah dibawa arus sungai? Sampah akan mengendap di dasar sungai hingga menutup permukaan air. Debit air sungai terganggu, banjir pun tak terelakkan saat menjelang musim hujan dengan curah yang semakin meningkat seperti ini. Di Jakarta sendiri, hampir 40% luas wilayahnya adalah daerah rawan banjir. Yang pasti, ada 17 titik yang terdiri dari 147 kelurahan yang sudah menjadi langganan banjir. Itu artinya, ada ribuan KK (atau bisa puluhan ribu jiwa) yang siap menanggung derita akibat banjir. Wajar memang, kalau Jakarta menjadi langganan banjir tiap tahunnya, mengingat ada 13 alur sungai yang bermuara dari Jakarta. Nah, kalau kebiasan buruk, seperti membuang sampah ini terus berlanjut, kapan Jakarta bebas banjir? Post Date : 11 Februari 2004 |