|
Jakarta, kompas - Pengelolaan sampah secara mandiri oleh masyarakat di wilayah Jakarta perlu terus ditingkatkan dan disebarluaskan. Dengan demikian, masyarakat tidak lagi hanya membuang sampah, tetapi juga bisa mengurangi serta memanfaatkan sampah dengan cara yang sederhana. Kemauan warga Jakarta untuk terlibat dalam pengelolaan sampah mulai di rumah masing-masing hingga tingkat rukun tetangga (RT) itu terlihat dalam pesta rakyat Jakarta Green and Clean yang digelar PT Unilever Indonesia Tbk dan Jaringan Delta Female Indonesia di Jakarta, Minggu (30/7). Dari program ini, sedikitnya 20 RT di lima wilayah Jakarta sudah mampu mengelola sampah secara mandiri. Sebanyak lima RT kemudian ditetapkan sebagai pemenang dengan hadiah Rp 7 juta-Rp 15 juta. Warga bukan saja sudah memilah sampah sejak di rumah masing-masing menjadi sampah basah dan sampah kering. Mereka juga telah memanfaatkan sampah basah untuk dibuat menjadi kompos, baik di rumah maupun di tingkat RT dengan alat- alat dan cara yang sederhana. Kompos yang dihasilkan dari sampah warga itu utamanya digunakan untuk menyukseskan penghijauan dengan menanam beragam tanaman hias dan tanaman obat untuk keluarga di tingkat RT. Kelebihan dari produksi kompos ada yang dijual. Adapun sampah kering, antara lain botol atau gelas air mineral, plastik, kertas, sedotan, dibuat menjadi beragam kerajinan tangan yang menarik. Dengan pengelolaan sampah mandiri ini, pembuangan sampah di tingkat RT saja bisa berkurang lebih dari 50 persen. "Berkurangnya sampah tentu baik bagi lingkungan hidup. Peran serta masyarakat untuk peduli terhadap masalah sampah ini memang perlu disosialisasikan," kata Helmy dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Bukan musuh Menurut Direktur Corporate Relations PT Unilever M Saleh, pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk tidak memandang sampah sebagai musuh. "Sampah akan jadi berkah bernilai ekonomis yang tinggi jika dikelola dengan benar," kata Saleh. Dari penelitian Indonesia Solid Waste Association, produksi sampah organik di Jakarta mencapai 80 persen. Penghasil sampah organik terbesar adalah rumah tangga. Ketua I Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) DKI Ny Fauzi Wibowo menyambut baik kemandirian warga mengelola sampah. Dia berjanji untuk bisa memprogramkan pengelolaan sampah ini kepada anak-anak sekolah di Jakarta. (ELN) Post Date : 31 Juli 2006 |