|
CILACAP (KR)- Sejumlah sumber air yang menjadi andalan penyediaan air bersih bagi pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Majenang dan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, bermasalah, terutama ketika debit air menyusut tajam akibat musim kemarau. Bahkan di sumber air sungai Cijalu PDAM Cilacap harus berebut air dengan petani. Tetapi karena kami juga membayar ke pengairan, sehingga kepentingan PDAM tidak bisa dikesampingkan, ujar Direktur PDAM Cilacap Drs H Budi Susiono Gagakhandoko kepada wartawan, Jumat (12/5). Sehingga sebagai jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut, PDAM tetap diperbolehkan memanfaatkan sumber air itu, asalkan memberi bantuan pompa air ke petani Mulyadadi dan Pahonjean Kecamatan Majenang. Permasalah sumber air lainnya yang menggunakan sumur dalam, jika PDAM tetap memaksakannya pada musim kemarau, maka sumur-sumur penduduk di sekitar sumber air tersebut akan mengering tidak kebagian air. Sedang sumber air penggunungan di Cimanggu tak bisa diandalkan karena hutan diatasnya gundul. Menurutnya, hal itulah menjadi permasalahan klasik yang menyebabkan PDAM cabang Majenang sulit berkembang. Di samping karena sebagian besar masyarakat Majenang dan Cimanggu masih enggan menggunakan air PDAM, karena mereka menganggap air tanah di sekitar daerahnya kualitasnya cukup baik. Diakuinya, kantor cabang PDAM Majenang merupakan cabang yang merugi terus dan harus mendapatkan subsidi karena sebagian besar pelanggannya merupakan rumah tangga. Hal tersebut sangat terbalik dibanding Kota Cilacap yang pelanggannya sejumlah industri. Pelanggan dari sektor industri itu dapat menanggung subsidi rumah tangga dan bahkan dapat memberikan keuntungan bagi PDAM, katanya. Di antaranya, PLTU, Pertamina UP IV dan Semen Holcim. Sedang permasalahan yang dihadapi kantor cabang PDAM Sidareja, karena kondisi permukaan tanah di wilayah tersebut yang datar menyebabkan distribusi air ke pelanggan sulit dan harus menggunakan booster pump. Di antaranya, di daerah Gandrungmangu. Kondisi itulah yang menyebabkan PDAM saat ini berencana membangun recervoar di Gunung Gohong Kedungreja. Diharapkan dengan sistem tersebut dapat menghilangkan penggunaan booster pump karena mengandalkan grafitasi. Masalah lainnya di Sidareja, rendahnya kapasitas unit pengolahan airnya yang hanya 40 liter per detik menjadikan pelanggan di daerah itu harus dibatasi. Daripada kita dikomplain masyarakat karena air seret, maka lebih baik pelanggan dibatasi sementara, tambahnya. (Mak/Ths)-c Post Date : 15 Mei 2006 |