Tiga RT di Kelurahan Kuningan Banjir

Sumber:Indopos - 16 Mei 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SEMARANG - Tiga RT di Kelurahan Kuningan, Semarang Utara, tadi malam terendam air. Air yang berasal dari aliran rob dan luapan air Kali Semarang itu juga menggenangi sejumlah sekolah di wilayah tersebut.

Sedikitnya 250 KK (kepala keluarga) yang ada di RT 8, RT 9, RT 10 wilayah RW IV Kelurahan Kuningan, kemarin terpaksa berusaha menyelamatkan barang-barangnya dari rendaman air. Selain merendam rumah warga, rob yang makin parah sejak Sabtu (12/5) sore itu juga merendam SMP Theresiana dan SD Theresiana 03 Tanah Mas. Kerugian akibat rob dan banjir di Kelurahan Kuningan diperkirkan mencapai puluhan juta rupiah.

Menurut keterangan warga, kondisi rob paling parah terjadi Senin (14/5) pukul 17.00. Dua jam sebelumnya, sudah terlihat tanda tanda peningkatan air rob di Kali Semarang. Melihat tanda -tanda yang kurang baik, warga melaporkan ke Lurah Kuningan Sunarso. Sunarso lalu meninjau ke lokasi. Tetapi sore itu ketinggian rob baru sebatas mata kaki.

"Pak Lurah sudah kami beritahu sejak malam Minggu sewaktu Kali Semarang meluap karena rob. Paling parah ya tadi malam itu, air masuk ke rumah cepat sekali. Antara pukul 17.00 dan 18.00 ketinggian air sampai 1 meter," kata Ketua RT 10 RW IV Utomo.

Senin malam kepanikan melanda warga di tiga RT tersebut. Apalagi kemarin malam Kota Semarang dilanda hujan cukup deras. Warga berlomba dengan aliran air untuk mengamankan barang-barang berharga. Bahan ada beberapa peralatan elektronik seperti TV, tape, dan kulkas saat itu tak teramankan.

"Airnya masuk cepat sekali, pada bingung dan panik. Barang -barang yang bisa diselamatkan ya kita keluarkan, tapi kalah cepat sama air," kata Yanti, warga RT 10 yang kemarin sibuk mengeringkan bantal, kasur, dan baju di halaman rumahnya.

Kesibukan warga Kuningan menyelamatkan barang berharga juga dilakukan para guru di SMP dan SD Theresiana, Tanah Mas. Mereka akhirnya bekerja bakti semalam suntuk mengamankan peralatan sekolah yang rawan terkena air. Terjangan air yang cukup deras tersebut mengakibatkan tembok belakang SMP Theresiana sepanjang 50 meter itu juga ambruk.

Keterangan satpam sekolah, Edi Guswanto, air rob mulai merangkak masuk ke ruangan kelas sejak pukul 18.00. Melihat kondisi tersebut, Guswanto menelepon kepala sekolah.

"Sore itu juga saya beri tahu kalau sekolah kebanjiran. Begitu melihat kondisinya parah, para guru akhirnya ditelepon untuk kerja bakti," ungkap Guswanto.

Selasa (15/5) pagi kemarin para guru tampak sibuk membersihkan sekolah dan menjemur buku-buku pelajaran di halaman sekolah yang sempat terendam air. Tidak hanya buku yang rusak, peralatan musik, data-data sekolah juga dinyatakan ikut terendam air.

Guru dan koordinator Humas SMP Theresiana, Paulina Susilowati mengatakan banjir kemarin malam merupakan yang terparah selama beberapa tahun terakhir. Biasanya bila musim rob, ketinggian air hanya sebatas mata kaki. Itupun tidak sampai masuk halaman sekolah.

"Semalam itu, banjirnya luar biasa. Di halaman sekolah saja sampai selutut, banyak buku -buku di dalam kelas yang basah terendam air, termasuk beberapa alat musik," ujar dia.

Karena dilanda banjir, pihak sekolah Theresiana, baik SMP dan SD kemarin terpaksa meliburkan siswanya. Para guru berharap hari-hari berikutnya ketinggian rob tidak parah lagi agar tidak mengganggu proses belajar mengajar. Pasalnya, mulai pekan depan (21/5) siswa harus menghadapi ulangan umum.

Parahnya ketinggian air rob di wilayah Kuningan kian hari kian meresahkan warga. Diperkirakan rob masih akan terjadi sampai Juni mendatang. Untuk menghindari banjir yang lebih parah, warga Kuningan meminta pemkot segera meninggikan tanggul Kali Semarang.

Keresahan warga Kuningan juga dirasakan warga Bandarharjo. Kemarin malam mereka merasakan ketinggian rob semakin mengancam perkampungannya. Untuk menghindari luapan Kali Semarang, pagi kemarin warga menempatkan karung-karung pasir di atas tanggul Kali Semarang. Tujuannya, agar luapan air tidak semakin parah mengalir ke rumah-rumah mereka. Karung-karung pasir yang ditumpuk sepanjang Kali Semarang itu diperoleh dari swadaya warga serta bantuan dari Kelurahan Bandarharjo. (dhi)



Post Date : 16 Mei 2007