Tiga Orang Tewas Akibat Diare

Sumber:Pikiran Rakyat - 07 September 2009
Kategori:Sanitasi

SUKABUMI, (PR).- Wabah diare di Desa Caringin, Kec. Caringin, Kab. Sukabumi merenggut tiga orang warga. Sedangkan tujuh puluh warga lainnya terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekarwangi, Cibadak. Hingga Minggu (6/9) kemarin, hampir sebagian besar warga saat dibawa ke rumah sakit dalam kondisi lemas.

Wabah serupa juga terjadi di Singaparna Kab. Tasikmalaya. Tiga hari terakhir ini mulai Jumat (4/9) hingga Minggu (6/9), kurang lebih lima puluh pasien diare yang masuk ke Puskemas Tinewati, Singaparna.

Di Sukabumi, warga mengeluhkan sakit melilit pada perut dan muntah-muntah sesaat setelah makan sahur, Minggu (6/9) pagi. Sementara warga lainnya mengungkapkan sakit perut disertai buang air besar (BAB) secara terus-menerus terjadi sehari sebelumnya, Sabtu (5/9) malam.

Mereka merasakan sakit perut luar biasa seusai buka puasa. Bahkan, hingga pagi rasa mual dan muntah-muntah disertai BAB semakin menjadi-jadi. Karena kondisi kesehatan mereka terus menurun dan dikhawatirkan mengancam keselamatan jiwanya, akhirnya, mereka dibawa ke rumah sakit oleh warga lainnya untuk memperoleh penanganan medis.

Setiba di rumah sakit, seluruh pasien langsung dibawa ke ruangan Unit Gawat Darurat (UGD). Mengantisipasi kekurangan air karena dehidrasi, tim medis rumah sakit telah memberikan infus.

"Kami memperoleh data tiga orang meninggal dunia karena diare. Sedangkan puluhan lainnya kini telah berada di rumah sakit," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Sukabumi Dadang Sucipta kepada "PR", Minggu (6/9).

Warga yang meninggal dunia diduga karena terlambat dibawa ke rumah sakit untuk memperoleh penanganan medis. Walaupun tim medis rumah sakit telah mencoba menyelamatkan jiwanya, namun ketiga warga yang rata-rata berusia lanjut jiwanya tidak berhasil diselamatkan.

"Warga yang meninggal dunia rata-rata berusia 60 tahun ke atas. Mereka terlambat di bawa ke rumah sakit oleh keluarganya," kata Dadang

Di Tasikmalaya

Warga di daerah Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya yang terjangkit penyakit diare, hingga Minggu (6/9) kemarin, terus bertambah. Tiga hari terakhir ini mulai Jumat (4/9) hingga Minggu (6/9), kurang lebih lima puluh pasien diare yang masuk ke Puskemas Tinewati, Singaparna.

"Sampai sekarang masih ada enam belas pasien yang dirawat karena diare. Termasuk ada lagi dua pasien yang masuk Minggu (6/9) pukul 19.00, yaitu Nanang dan Ny. Acah, asal Taraju, Kab. Tasikmalaya," ujar Ida Nurjanah, perawat Puskesmas Tinewati, Singaparna.

Sedangkan pasien lainnya, berangsur pulang untuk rawat jalan atau dinyatakan sehat, setelah dirawat. Sebagian besar penderita diare berasal dari Cigalontang, yang menjadi pusat perhatian, karena merupakan daerah yang paling parah diterjang gempa bumi.

Berdasarkan pemantauan "PR" di Puskesmas Tinewati, selain orang dewasa, terlihat juga ada beberapa pasien anak-anak. Seperti Rizky (3) asal Cikeusal, Tasikmalaya, terjangkit diare setelah dua hari sebelumnya terus buang-buang air besar dan muntah. "Akhirnya, saya bawa ke puskesmas, karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," ucap Maman, saudaranya.

Sedangkan, bayi Gilang yang baru berusia dua bulan lebih juga dilarikan ke puskesmas, karena mengalami diare. Lalu, Nisa (4), penderita diare juga dirawat di puskemas, sejak Sabtu (5/9).

Menurut Umar, ayah Nisa, sudah dua hari anaknya muntah-muntah di rumahnya daerah Taraju, Kab. Tasikmalaya. Karena cairan yang keluar semakin banyak, akhirnya dari Puskemas Taraju ia dirujuk ke Tinewati untuk dirawat.

"Sekarang kondisi anak saya masih kelihatan lemas sekali, tapi sudah berhenti muntah-muntahnya," ujar Umar.

Sementara itu, sejumlah pengungsi di daerah Jayapura, Kec. Cigalontang, Kab. Tasikmalaya, semakin banyak yang jatuh sakit. Mereka memanfaatkan fasilitas kesehatan yang disediakan oleh Puskesmas Cigalontang maupun pelayanan kesehatan perusahaan swasta yang membuka pusat pelayanan di Cigalontang.

Sebagian besar yang sakit, anak-anak dan orang tua yang selama ini sudah empat malam berada di tenda. (A-97/A-162)



Post Date : 07 September 2009