Tiga Kecamatan Kekurangan Air

Sumber:Koran Sindo - 27 Mei 2009
Kategori:Air Minum

MAKASSAR (SI) –Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar di tiga kecamatan dinilai memprihatinkan.Penilaian tersebut berdasarkan hasil survei Care Indonesia yang dilakukan di Kecamatan Tallo,Ujung Tanah, dan Makassar yang sejak Januari hingga April 2009 lalu dengan pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling sebanyak 2.000 responden dari sekitar 8.000 keluarga sasaran.

Dari hasil survei, hampir 90% penduduk mendapatkan air bersih dari PDAM baik melalui sambungan rumah, beli dari tetangga maupun dari pedagang keliling. Namun, sekitar 31% saja yang memiliki sambungan rumah dan sekitar 48% yang masih menggunakan sumur gali.

Menurut salah satu perwakilan dari Care Indonesia,Agus Sudarto, kendati sebagian besar masyarakat memperoleh air dari PDAM, bukan berarti di ketiga kecamatan tersebut mempunyai akses yang baik terhadap pelayanan air bersih dari PDAM.”Hanya beberapa kelurahan di Kecamatan Makassar saja yang mempunyai tekanan air yang cukup sedang di Kecamatan Tallo dan Ujung Tanah memprihatinkan,” paparnya.

Dia menambahkan,kondisi tersebut membuat sebagian besar keluarga di Kecamatan Tallo dan Ujung Tanah sering terpaksa menunggu aliran air sampai larut malam dan juga terpaksa membeli air ke kelurahan terdekat atau dari penjual air keliling atau truk PDAM.

”Menurut responden, ratarata menggunakan air sebanyak 250 sampai 500 liter hari per keluarga dengan pengeluaran antara Rp20.000 hingga Rp30.000 per bulan,”jelas Agus. Terkait persoalan tersebut, Care Indonesia menyarankan membuat sistem master meter (MM) dalam dua tipe yakni tipe pertama,sistem MM yang langsung dikoneksikan ke pipa induk dan kemudian didistribusikan langsung ke rumah-rumah.

Tipe tersebut dipergunakan untuk wilayah yang mempunyai tekanan pipa yang baik. Untuk tipe kedua, sistem MM yang menggunakan bak penampung bawah tanah dan menara air sebelum didistribusikan ke rumahrumah. Sistem tersebut dipergunakan untuk wilayah yang masih ada tekanan air pipa walaupun lemah.

Dalam merealisasikan itu,Care Indonesia mengharapkan kepada Pemkot Makassar untuk membentuk Badan Pengelola Air Bersih Sanitasi dan higienis. Fungsi badan tersebut menjamin keberlangsungan sarana air bersih yang dibangun.

”Bersama mereka akan dikembangkan sistem pengelolaan dan pemeliharaan sarana yang memungkinkan keberlanjutan sistem tersebut. Kegiatan itu juga meliputi pelatihan-pelatihan teknis bagi masyarakat, utamanya pengelola yang berkaitan dengan pemeliharaan sederhana sistem yang telah dibangun,”tandas Agus.

Kepala Bagian Humas PDAM Makassar Jufri Sakka yang dikonfirmasi terkait persoalan itu menjelaskan, pelayanan air bersih di kecamatan itu memprihantinkan disebabkan infrastruktur jaringan distribusi pada lokasi tersebut. ”Pipa PDAM dilokasi itu sudah ada sebagian yang usianya sudah tua dan mengalami corosit.

PDAM saat ini sudah melakukan sebagian pembenahan jaringan dengan dilakukan koneksi dari pipa yang tekanan kuat ke yang lemah agar tekanan airnya dapat merata,”ujarnya. Adapun upaya ke depan yang akan dilakukan yakni pemasangan pipa induk yang sumber air bakunya dari Sungai Jeneberang dengan harapan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota wilayah Utara dan Timur.

”Mudah-mudahan tahun 2010 sudah dapat direalisasikan dan tentunya sangat diharapkan dukungan semua pihak,” tanda Jufri Sakka. (mulyadi abdillah)



Post Date : 27 Mei 2009