TRENGGALEK Hujan deras seharian kemarin menyebabkan banjir di beberapa desa di tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Gandusari, Karangan, dan Kampak. Kondisi yang paling banyak tergenang air adalah di Kecamatan Gandusari. Di kecamatan ini selain beberapa desa yang terendam air, juga ada jembatan ambrol. Desa yang tergenang diantaranya Desa Kedungsigit, Sukorame, Karanganyar, Sukorejo, Wonorejo dan Ngrayung. Kendati demikian, tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
Di Kecamatan Gandusari,banjir tidak hanya menggenangi rumah di Desa Karanganyar dan Sukorejo, tapi juga menggenangi jalanan seperti di Desa Wonorejo dan pekarangan warga di Desa Ngrayung.
Di Desa Karanganyar, tepatnya di Dusun Nglaban setidaknya 40 rumah tergenang air. Ketinggian air di dalam rumah sekitar 30 cm. Pemandangan serupa juga terlihat di Dusun Pule Desa Sukorejo. Sedangkan di Desa Wonorejo, air menggenangi jalanan. Tak pelak kondisi tersebut menyebabkan arus lalu lintas sedikit terganggu.
Kepala Desa Karanganyar, Bambang Dwi Suryanto mengatakan, wilayah desanya biasa menjadi langganan banjir. Seperti terjadi kemarin bermula dari hujan deras dari malam sampai menjelang pagi. Air lantas datang sejak pukul 05.00. Semakin siang, air bertambah tinggi menggenangi pekarangan, kemudian masuk ke dalam rumah.
Warga sudah memperkirakan akan ada banjir. Karena itu ada pertugas yang membunyikan kentongan. Warga juga diharapkan segera memasak agar tidak kekurangan makanan selama kebanjiran, ucap Bambang.
Air yang menggenangi Desa Karanganyar dan Sukorejo tersebut diduga dari luapan sungai tawing. Warga berharap ada solusi mengatasi banjir yang setiap kali hujan deras selalu mengancam keselamatan warga. Akibat derasnya hujan dan genangan air, dapur salah satu warga bernama Kemis juga ambruk.
Selain mengenangi rumah, aliran sungai Tawing ini juga mengambrolkan Jembatan Sukorame di Desa Sukorame, Gandusari. Seperti pernah diberitakan beberapa waktu lalu, jembatan yang menghubungkan Desa Sukorame dan Sukorejo ini ambrol pada sisi utara. Sebelum pemilu lalu warga dan perangkat desa sempat membuat jembatan darurat dari sesek (anyaman bambu).
Namun banjir kemarin kembali menghanyutkan jembatan darurat tersebut, bahkan mengancam kerusakan rumah Komarudin, salah satu warga. ÒSekarang benar-benar putus, tidak bisa dilewati. Semua warga harus berputar, terutama anak sekolah kesulitan karena lebih jauh, ujar Mohammad Syamsu, kepala Desa Sukorame.
Di Desa Kedungsigit, Kecamatan Karangan, sekitar satu kilo jalan raya provinsi tergenang air. Warga mengatakan pagi sekitar pukul 07.00 tinggi air sampai setengah meter. Semakin siang, air mulai surut. ÒSungai di samping jalan ndak mampu menampung air, makanya meluber ke jalan,Ó kata Suharno, salah satu warga.
Camat Karangan, Sunani yang kemarin melihat kondisi sekitar genangan air mengatakan, memang debit air terlalu besar. Hujannya saja seperti itu, jadi memang banyak sekali air yang turun. Kalau dari sungai sendiri sebenarnya sudah memadai karena kedalamannya sekitar dua meter. Tapi ya saking banyaknya air, sampai meluber begini, ujar Sunani. (tin)
Post Date : 20 April 2009
|