Tiga Kecamatan Banjir

Sumber:Indo Pos - 14 Februari 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
GRESIK - Hujan deras yang mengguyur Kota Pudak Minggu malam lalu menjadikan tiga kecamatan di wilayah Gresik Selatan terendam air. Di Kecamatan Benjeng, sedikitnya lima desa tergenang air akibat meluapnya Kali Lamong.

Lalu, di Kecamatan Balongpanggang, tercatat ratusan rumah warga di empat desa, yakni Wahas, Banjaragung, Wotansari, dan Pucung, rusak. Sementara itu, di Kecamatan Driyorejo, genangan air yang berasal dari Kali Tengah menenggelamkan SMA Negeri 1 Driyorejo di Desa Tenaru. Akibatnya, 771 siswa tidak bisa mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Sebab, kelas mereka tergenang air setinggi 100 sentimeter.

Genangan air itu kiriman dari Kali Lamong dan Kali Tengah sehingga cepat surut. Tidak lebih 7 jam air kembali surut. Menurut Darto, pemilik kantin sekolah SMA Negeri 1 Driyorejo, air bah datang usai salat Subuh. "Banjir itu begitu deras. Tak lebih dari satu jam, halaman sekolah sudah tergenangi air," katanya.

Genangan semakin tinggi hingga mencapai paha orang dewasa. "Saat itu, siswa sudah datang. Namun, mereka tidak berani masuk halaman sekolah," terangnya.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Driyorejo Rijanto menambahkan, ketinggian nyaris mencapai satu meter. "Hampir seluruh ruang kelas terendam air," ujarnya kemarin. Ada 20 ruang kelas, ruang guru, dan perpustakaan yang terendam air. "Melihat kondisi yang tidak memungkinkan untuk digunakan kegiatan belajar-mengajar, saya putuskan sekolah diliburkan," tegas Rijanto.

Dalam kurun waktu dua bulan sejak Januari lalu, sudah dua kali dia terpaksa meliburkan sekolah di luar ketentuan. Rijanto mengaku telah berusaha meninggikan teras sekolah. Namun, hal itu belum berhasil mengatasi luberan Kali Tengah. "Ya, akibatnya kegiatan belajar-mengajar terganggu seperti ini," katanya lirih.

Sementara itu, luberan Kali Lamong yang menerjang empat Desa di Kecamatan Balongpanggang telah mengakibatkan jembatan Desa Wotansari nyaris roboh. Jembatan itu menghubungkan Desa Wotansari dan Sekarputih. Jika sampai Jembatan Wotansari roboh, warga Sekarputih akan semakin sengsara. "Sebab, mereka harus memutar jauh bila ingin ke Balongpanggang," ujar Lono, warga setempat.

Di Kecamatan Benjeng, banjir yang sempat menggenangi air di Desa Kedungrukem, Sumberdelik, Sedapurklagen, dan Gluranploso juga mulai susut. Namun, air masih menggenangi jalan-jalan poros desa. Di Gluranploso, ketinggian air masih sekitar 40 sentimeter. "Bila dibandingkan beberapa hari lalu, ini sudah tak seberapa parah," tegas Kades Gluranploso Tamin. (yad)

Post Date : 14 Februari 2006