Tiga Kabupaten Terendam Banjir

Sumber:Koran Sindo - 11 Juni 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

WATAMPONE(SI) – Hujan yang mengguyur Kabupaten Bone,Soppeng dan Wajo,sejak Rabu (9/6) malam mengakibatkan banjir di 11 kecamatan di tiga wilayah tersebut.

Ratusan Hektare sawah terancam gagal panen. Di Kabupaten Bone, banjir terjadi di enam kecamatan yakni,Sibulue, Awangpone, Ajangale, Dua Boccoe, Tanete Riattang Timur,dan Kecamatan Mare. Di Kecamatan Sibulue, selain menenggelamkan ratusan rumah, sejumlah kantor pemerintah dan sekolah ikut terendam dengan ketinggian air selutut orang dewasa.

“SMP Negeri 1 Sibulue,Kelurahan Maroangin, Kantor Cabang Dinas Pendidikan (CDP), dan kantor Kelurahan Maroangin terendam. Musibah ini sangat menganggu karena kami sedang melaksanakan ujian,”ungkap Ayu,14,salah seorang siswa SMP 1 Sibulue. Sementara itu, di Desa Kampuno, Kecamatan Sibulue,puluhan hektare sawah siap panen ikut terendam,sehingga sebagian besar pemiliknya memilih melakukan panen lebih awal.

Menurut salah seorang petani, Andi, 43, sekitar 50 Ha sawah siap panen,terendam akibat karena sawah tersebut tidak memiliki drainase. “Kalau ada drainase disini, pasti airnya tidak akan menggenai sawah kami,”ungkap Andi. Banjir juga mengakibatkan Odi Desrianto, bocah yang masih anak-anak hilang. Bocah tersebut diduga hanyut terbawa sungai di Desa Kading,Kecamatan Awangpone, saat bermain air di derasnya arus sungai.

Hingga berita ini diturunkan, tim Search And Recue (SAR) Bone, Tarunan Siaga Departemen Sosial dan warga di Desa Kading masih terus melakukan pencarian korban. “Sungai tersebut memang sering dijadikan tempat bermain anak-anak, namun karena sekarang curah hujan meningkat sehingga memicu debit air arus sungai menjadi kencang dan berbahaya,” ungkap Kepala Bidang Bantuan Bencana dan Jaminan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Bone Nadsir Majid.

Di Kabupaten Soppeng, banjir mengakibatkan empat dari delapan kecamatan terendam setinggi satu meter. Empat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Marioriawa, Lilirilau, Donri-Donri dan Ganra. Berdasarkan pantauan, banjir paling parah terjadi di Kecamatan Marioriawa. Enam desa di wilayah perbatasan Sidrap itu tergenang banjir hingga satu meter.

Kades Tellu Limpue A Muh Yani Cibu mengungkapkan, banjir yang melanda desanya tidak hanya menggenangi ratusan rumah tetapi ratusan hektare sawah. “Akibat banjir ini ratusan hektare padi siap panen dan bibit padi petani terendam. Begitu pula kawasan pemukiman penduduk setempat ikut tergenang dengan ketiggian air sekitar satu meter,” katanya,kemarin.

Menurutnya, banjir yang terjadi itu akibat meluapnya air sungai Lajaroko dan Batu-Batu saat hujan deras. Karena kedua sungai tersebut bermuara ke danau Tempe membuat airnya ikut meluap menggenangi pemukiman warga sekitar.“Jika hujan tidak berhenti dipastikan genangan air akan semakin meluas,”tuturnya. Selain rumah warga, banjir juga menggenangi beberapa sekolah di daerah tersebut.

Kendati demikian, aktifitas sekolah tetap berjalan namun tidak seperti biasanya, karna para siswa turut membenahi fasilitas sekolah yang terendam banjir. Kasi Kesiagaan Bencana Badan Kesbang dan Linmas Soppeng Muhdar mengaku belum dapat memastikan besaran kerugian akibat banjir yang terjadi di empat kecamatan di Soppeng.Menurut dia, pihaknya sedang turun melakukan pendataan dan selanjutnya akan dilaporkan ke tingkat kabupaten.

“Yang pasti akibat banjir ini, sebagian pemukiman penduduk, areal persawahan dan tanaman warga di Kecamatan Donri-Donri, Ganra,Lilirilau dan Marioriawa terendam,” tandasnya. Sementara itu, hal serupa juga terjadi di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo, akibat meluapnya danau Tempe yang merupakan perbatasan Soppeng dan Wajo.Informasi yang dihimpun,ratusan rumah dan areal persawahan serta fasilitas lain di Bumi Lamaddukkelleng itu juga ikut terendam. (abdullah nicolha/ rahmi djafar)



Post Date : 11 Juni 2010