Tiga Hari Tanpa Air

Sumber:Kompas - 25 Februari 2010
Kategori:Air Minum

Gunung Kidul, Kompas - Sejak tiga hari terakhir, warga Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, tidak mendapat air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum. Warga yang sudah hampir sepenuhnya menggantungkan kebutuhan air bersih pada PDAM terpaksa membeli air dari penjual tangki air keliling. Warga yang masih memilik sumur kembali memanfaatkan air sumur.

Direktur Utama PDAM Gunung Kidul Tjiptomuljono mengungkapkan, berhentinya aliran air di Wonosari tiga hari terakhir disebabkan pompa air di Hargobinangun terbakar. Memasuki bulan kedua 2010 ini, lima pompa air milik PDAM sudah terbakar.

"Kerugian belum dihitung, tetapi kami tidak bisa klaim ke siapa pun sehingga harus ditanggung PDAM," ujar Tjiptomuljono, Rabu (24/2).

Lima pompa air yang terbakar ini, menurut Tjiptomuljono, disebabkan tegangan listrik di Gunung Kidul cenderung tidak stabil. Ketidakstabilan ini menyebabkan terjadi lompatan api sehingga pompa terbakar.

"Hal ini menyebabkan PDAM tidak bisa menjamin kelancaran suplai air bagi warga," ujar Tjiptomuljono.

Meskipun sudah mengganti pompa dan pipa yang terbakar di sumber air Hargobinangun, PDAM masih menunggu penyambungan kabel listrik dari PLN. Jika penyambungan kabel tidak berhasil dilakukan hingga Rabu malam, PDAM bersepakat dengan PLN untuk memindahkan trafo listrik dari Jatiayu.

Mohon maaf

Untuk sementara, air ke rumah-rumah warga hanya dihidupkan selama beberapa jam pada malam hari dari aliran goa bawah tanah Seropan. Aliran air dari Seropan ini agak keruh dan dikeluhkan warga.

"PDAM meminta maaf untuk layanan air yang belum maksimal. Kami sudah menyiapkan tangki air bagi warga yang membutuhkan," kata Tjiptomuljono.

Warga Dusun Purwosari, Baleharjo, Wonosari Santosa berharap kualitas layanan air dari PDAM ditingkatkan. Apalagi, PDAM baru saja menaikkan tarif air menjadi Rp 3.000 per meter kubik. Warga di Kecamatan Semanu, Frans, menambahkan, aliran air PDAM di wilayahnya saat ini cukup lancar, tetapi air sering kali keruh dan berwarna coklat.

Kesulitan air bersih kali ini tak hanya menimpa warga, keran- keran air di Kantor Pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul juga tidak mengeluarkan air bersih akibat pompa terbakar.

Di Gunung Kidul, satu tangki berisi 5.000 liter biasa dijual Rp 50.000 di perkotaan. Di pelosok, harga satu tangki bisa mencapai Rp 150.000. (WKM)



Post Date : 25 Februari 2010