|
BEKASI, (PR).- Walau di beberapa kawasan di pantura banjir sudah surut pada Selasa (6/2), Kab. Bekasi ditetapkan sebagai Siaga I. Penetapan ini akibat meluapnya Sungai Citarum yang membuat banjir hampir merata di seluruh wilayah Kab. Bekasi. Sementara itu, banjir juga melanda kawasan Jabar selatan yakni di Ciamis akibat meluapnya Sungai Citanduy. Di Kab. Bekasi, luapan Sungai Citarum telah menenggelamkan tiga desa yang berbatasan dengan Karawang. Pjs. Bupati Bekasi, Tenny Wishramwan, Selasa (6/2) menetapkan Kab. Bekasi Siaga I karena banjir melanda sebagian besar wilayahnya akibat curah hujan yang tinggi. Menurut dia, selain karena tingginya curah hujan, luapan sungai, dan pendangkalan sungai, penyempitan saluran pembuangan juga menjadi penyebab banjir di Kabupaten Bekasi. Hingga kini, menurut data di Pemkab Bekasi, 17 dari 23 kecamatan tergenang banjir, bahkan beberapa desa nyaris tenggelam. Banjir juga mengakibatkan 36.000 keluarga kehilangan tempat tinggalnya. Kerugian diperkirakan lebih dari Rp 50 miliar. Daerah-daerah yang terendam tersebut di antaranya Cikarang Barat, Cikarang Utara, Cikarang Timur, Tambun Selatan, Tarumajaya, Babelan, Tambun Utara, Pebayuran, dan Sukakarya. Selain itu, banjir juga menyebabkan 12.000 hektar sawah terendam dan tidak dapat berproduksi untuk sementara waktu. Bahkan, koperasi tempat penyimpanan pupuk pun tak luput dari banjir. Mengeluh Penyaluran bantuan mulai dilakukan kemarin melalui kecamatan-kecamatan. Akan tetapi, menurut beberapa warga di Kedung Waringin, informasi bantuan tersebut belum mereka terima sehingga mereka tidak tahu prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan bantuan. "Kami belum mendapatkan bantuan apa-apa sejak mengungsi dari Sabtu (3/2) lalu," kata Erwin (40), warga Desa Lambang Sari yang membawa 8 anggota keluarganya mengungsi di Stasiun Kereta Api Kedung Gedeh. Masih banyak pengungsi yang memenuhi sepanjang rel kereta api. Bahkan, beberapa pengungsi membuka tenda di sepanjang jalan Rengas-Bandung sehingga jalur Karawang-Bekasi tidak dapat digunakan dan jalur sebaliknya digunakan dua jalur. Sekretaris Desa Karang Sambung, Asep Perdana, mengatakan, tercatat 1.297 jiwa mengungsi ke kantor tersebut sejak banjir Sabtu (3/2). Pemkab Bekasi memberikan bantuan dengan rasio 2.000 jiwa per kecamatan, dengan perhitungan Rp 10.000,00 per jiwanya. Bantuan tersebut diambil dari anggaran dana tak tersangka sebesar Rp 3,7 miliar. Listrik padam Sementara itu, 42 gardu listrik terendam air, terutama gardu induk di Fajar Jaya yang masih terendam dan dalam usaha pengeringan. Gardu tersebut mengaliri listrik di wilayah Cibitung, Babelan, dan Lemah Abang. Akibatnya, 11.000 dari 650.000 pelanggan di seluruh wilayah Bekasi tidak dapat menikmati penerangan. Di Kota Bekasi, lintasan kereta api sepanjang 75 meter di dekat Stasiun Kereta Api (KA) Kranji Kota Bekasi kembali ambles, Selasa (6/2) pukul 11.30 WIB. Untungnya, satu spoor masih bisa dioperasikan sehingga arus lalu lintas kereta api tetap berlangsung. Namun, antrean kereta api tak bisa dihindarkan. Oping Sulaeman, Kepala Stasiun KA Kranji, mengatakan bahwa lintasan tersebut sudah bisa dioperasikan, Selasa (6/2) pagi. "Ternyata, tadi ambles lagi. Untungnya, jalur dua masih bisa difungsikan meski kereta api yang melintas harus menurunkan kecepatan hingga setengah kecepatan normal," tuturnya. Bersihkan rumah Kendati tinggi muka air Sungai Citarum telah turun sekira 1 meter, genangan banjir masih menyergap ribuan rumah, sawah, dan tambak di wilayah utara Kab. Karawang, Selasa (6/2). Demikian pula, ribuan warga korban banjir masih bertahan di tempat pengungsian seperti masjid, kantor desa, dan bangunan sekolah. Genangan banjir yang telah surut baru terjadi di Kec. Telukjambe Barat dan Telukjambe Timur, Kec. Cilamaya Wetan dan Cilamaya Kulon. Para korban banjir di kecamatan itu sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka terlihat membersihkan tempat tinggalnya dari endapan lumpur dan sampah yang terbawa air bah. Hal tersebut sangat kontradiktif dengan kondisi di wilayah pantai utara Karawang. Genangan banjir masih terlihat menggenangi permukiman warga dan areal pesawahan. Bahkan di Kec. Rengasdengklok, air banjir merendam jalan akses Rengasdengklok-Pedes sepanjang 2 km dengan ketinggian 80 cm. Di daerah tersebut, air merendam pula sejumlah bangunan penting seperti rumah sakit, mapolsek, Gudang Bulog, dan rumah ibadat. Sementara sejumlah warga yang tinggal di Perumahan Kalang Surya, Desa Kalangsari Kec. Rengasdengklok terlihat masih sibuk mengevakuasi barang berharga dari rumahnya masing-masing. Pasalnya, hingga Selasa petang kemarin, ketinggian air di perumahan itu masih mencapai 120 cm. Citanduy meluap Sedikitnya 250 hektare areal persawahan di Kec. Padaherang, Kab. Ciamis terendam banjir, akibat meluapnya air Sungai Citanduy. Genangan air yang menenggelamkan padi berumur sekira 1,5 bulan sudah berlangsung sekira 4 hari. Diperkirakan sebagian besar tanaman tersebut akan puso. Petugas Kecamatan Padaherang Yosep mengungkapkan, banjir menggenangi sawah di 4 desa yakni Desa Paledah, Ciganjeng, Sukanegara, dan Maruyung. Demikian pula sejumlah areal persawahan di desa lain yang berdekatan juga ada yang terendam banjir. Camat Padaherang Dede Suparman ketika dihubungi "PR" mengatakan, rata-rata tanaman padi yang terendam banjir selama 4 - 5 hari. (A-93/A-101/A-106/A-125/A-153) Post Date : 07 Februari 2007 |