SLAWI (SI) – Jaringan pipa air bersih milik Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Jateng di Desa Dukuh Benda,Kecamatan Bumijawa,Kabupaten Tegal,putus akibat bencana tanah bergerak yang melanda desa itu.
Jaringan pipa air bersih itu menyuplai tiga daerah,yakni Kabupaten/ Kota Tegal dan Brebes.Akibatnya, puluhan ribu warga di tiga daerah itu selama tiga hari terakhir kesulitan air bersih. Pipa PDAB yang ditanam sejak 1987 silam itu putus di lima titik. Hingga kini, petugas PDAB dan teknisi pipa masih berupaya memperbaiki jaringan pipa yang putus tersebut.
Direktur PDAB Jateng Agus Purwanto mengatakan, peristiwa putusnya pipa jaringan air bersih itu terjadi pada 5 Mei.Sebelum peristiwa itu terjadi,pihaknya mengaku sudah mendapat laporan terkait kondisi tanah di desa itu yang terus bergerak.“Kami sebenarnya sudah berencana memperbaiki pipa.Tapi,ternyata kalah cepat dengan alam. Pipa itu sudah putus sebelum kami perbaiki,”kata Agus Purwanto kemarin.
Menurut dia, jaringan pipa itu berfungsi menyuplai air bersih untuk Kabupaten/Kota Tegal dan Brebes. Air bersih yang dialirkan pipa itu diambil dari sumber Mata Air Kaligiri,Kecamatan Bumijawa, dengan debit air per hari mencapai 25.000 meterkubik atau sekitar 300 liter/detik.Namun,sejak putusnya jaringan pipa itu pasokan air bersih untuk tiga daerah sementara macet total.
“Kami mohon maaf pada masyarakat. Peristiwa ini tidak ada faktor kesengajaan. Ini murni faktor alam,”katanya. Dia menjelaskan,untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi pelanggan di tiga daerah itu sementara diambil dari sumber Mata Air Muncanglarang, Bumijawa.
Namun, sumber mata air itu tidak bisa mencukupi kebutuhan pelanggan di tiga daerah karena debit air cukup kecil hanya 30 liter/detik. “Air memang masih ngalir tapi kecil sekali dan tidak sampai ke wilayah perkotaan. Pasokan air bersih ini berkurang hingga 70%,” jelasnya.
Untuk mengatasi krisis air bersih, lanjut dia, saat ini petugas PDAB yang berjumlah tujuh orang dibantu teknisi terus memperbaiki jaringan pipa yang putus.Perbaikan dilakukan dengan memotong dan menyambung kembali bagian pipa yang putus. “Kami upayakan nanti sore perbaikan pipa sudah bisa selesai.Petugas kami masih bekerja keras memperbaiki pipa.Kemarin sudah diperbaiki, tapi malamnya putus lagi karena tanah masih bergerak terus,”kata Agus.
Dia mengungkapkan peristiwa putusnya pipa air bersih itu merupakan kali kedua dalam kurun waktu tiga tahun.Pada 2006,musibah tanah bergerak memutus pipa yang ditanam sekitar 1987 dan merupakan peristiwa terparah.“Saat itu pipa dipenuhi lumpur sehingga susah dialiri air,”jelasnya.
Agus menambahkan akibat musibah itu PDAB mengalami rugi sekitar Rp75 juta karena harus mengganti jaringan pipa yang putus. Direktur PDAM Kabupaten Tegal Taufan Edy Rahardjo mengatakan pipa tersebut putus di lima titik masing-masing berjarak antara 20 meter hingga 200 meter.
Selama perbaikan pipa, pasokan air bersih untuk sementara dihentikan menunggu selesainya proses perbaikan. “Kami (PDAM) bersama PDAB masih memperbaiki pipa meski secara darurat.Terpenting,air bersih bisa mengalir ke masyarakat. Sebab, untuk perbaikan permanen membutuhkan waktu lama dan dana besar,”katanya.
Menurut dia, untuk mengantisipasi komplain dari pelanggan pihaknya sudah memasang pengumuman termasuk foto pipa yang putus di depan kantor. Ini dilakukan agar masyarakat bisa memahami kondisi tersebut.
“Di Kabupaten Tegal ini ada 11.000 pelanggan PDAM. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 20% yang masih bisa menikmati air bersih meski debitnya cukup kecil,”ujarnya. Pelanggan PDAM Amin Sasongko, 47, mengaku kecewa dengan matinya pasokan air bersih yang sudah berlangsung selama tiga hari.
Pelanggan lain,Noviyanto,33, mengatakan, untuk kebutuhan mandi dan air minum ia terpaksa mengungsikan keluarganya. “Sudah tiga hari ini keluarga saya mengungsi ke rumah orangtua saya,” kata Noviyanto,warga Kelurahan Kraton,Kota Tegal. (kastolani)
Post Date : 08 Mei 2009
|