PANGKAJENE(SI) – Hujan yang mengguyur beberapa hari belakangan ini,mengakibatkan banjir kembali melanda tiga daerah,yakni Sidrap,Pinrang, dan Palopo.
Di Sidrap, banjir menerjang satu kelurahan dan tiga desa di Kecamatan Dua Pitue. Selain merendam permukiman warga, air menenggelamkan 1216,96 hektare (ha) tanaman padi siap panen. Banjir juga merendam Kelurahan Arrasie, Tiroang, Marawi, Pammase, Lingkungan Toe Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang. Sementara di Palopo,Kecamatan Telluwanua tergenang air. Sejumlah warga di Kecamatan Dua Pitue, Sidrap, yang ditemui di lokasi mengatakan, banjir mulai menerjang sejak Selasa (3/8) sore. Banjir disebabkan luapan Sungai Tanru Tedong yang membelah permukiman warga. Hingga pukul 15.00 Wita kemarin,ketinggian air telah mencapai 1,5 meter. Selain rumah, banjir juga merendam sebuah sekolah dan puskesdes.
Camat Dua Pitue A Bachtiar mengatakan, selain merendam permukiman,banjir juga menenggelamkan 916,96 ha lahan pertanian siap panen. Di Kelurahan Salo Mallori,air merendam 244,83 ha lahan pertanian, Desa Padang Loang Alau seluas 184,64 ha, Padang Loang seluas 109,00 ha, dan Taccimpo seluas 378 ha. “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Kami mendata 916,96 ha lahan pertanian siap panen yang terendam banjir. Untuk kerugian secara umum akan kami umumkan setelah banjir surut.Saat ini kami terus mendata kerugian akibat dampak banjir. Data tersebut juga telah dilaporkan ke wakil bupati yang berkunjung tadi siang (kemarin),”katanya.
Saat ini warga sangat membutuhkan air bersih karena sumur mereka juga diterjang banjir.Akibatnya, air di sejumlah desa dan kelurahan tidak dapat dikonsumsi. Bukan hanya di Dua Pitue, hingga saat ini banjir di Kecamatan Panca Lautang masih merendam permukiman serta ratusan hektar lahan pertanian milik warga. Sementara di Kelurahan Arrasie, Tiroang, Marawi, Pammase, Lingkungan Toe, Kecamatan Tiroang, Pinrang. Ketinggian air mencapai satu meter lebih.Tercatat 2.469 jiwa dari 686 kepala keluarga menjadi korban banjir,juga 383.3672 ha lahan pertanian terendam. Bukan itu saja,jalan poros Sulili Kecamatan Paleteang dengan Kecamatan Tiroang juga dilaporkan putus akibat banjir tersebut.
Bupati Pinrang Aslam Patonangi yang mengunjungi korban bencana, langsung menyerahkan bantuan berupa beras 74 ton,benih padi, bibit ikan, dan obat-obatan. Banjir tersebut adalah kiriman dari sungai pembuangan yang melintas di Kelurahan Mamminasae Kecamatan Paleteang,serta tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir. Di Palopo,Kecamatan Telluwanua, banjir mulai terjadi pada pukul 04.00 Wita dan terus naik hingga siang hari kemarin. Kondisi terparah berada di Dusun Marobo, Kelurahan Salubattang, 80 keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam air hingga setinggi 1,5 meter.
Hingga pukul 20.00 Wita,air masih menggenangi rumah warga di dusun itu. Camat Telluwanua Hasan mengatakan, bencana banjir ini disebabkan meluapnya dua sungai yang mengapit daerah itu.Terlebih kondisi itu yang berada di tepi pantai sehingga memperburuk situasi saat air pasang pada siang hari.Menurutnya, salah satu solusi mengatasi banjir di daerah ini,yakni melakukan normalisasi sungai dan perbaikan sejumlah titik tanggul yang jebol. (m syahlan/asdhar)
Post Date : 05 Agustus 2010
|