|
Bandung, Kompas - Ketua DPRD Kabupaten Bandung Agus Yasmin meminta agar diberlakukan status darurat sampah selama tiga bulan ke depan dalam hal penanganan sampah di wilayahnya. Hal ini untuk memperjelas proses penanganan sampah yang berasal dari Kota Bandung. Agus, Jumat (26/5), juga mengimbau agar semua tokoh masyarakat di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kecamatan Cipatat dikumpulkan untuk diajak berdialog mengenai darurat sampah ini. "Warga Cipatat sebenarnya mendukung rencana pemerintah daerah ini. Bahkan mereka kecewa kalau status TPA Cipatat hanya sementara," ujar Yasmin. Bupati Bandung Obar Sobarna menjelaskan, TPA ini dapat digunakan selama 10 tahun jika digali sedalam 50 meter, karena mampu menampung 10.500.000 meter kubik sampah. Untuk sementara, TPA Kota Bandung yang berada di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung, telah beroperasi sejak hari Jumat (26/5). TPA ini akan beroperasi sementara hingga dua TPA sementara lainnya beroperasi. Menurut Kepala Seksi Seni dan Bangunan Kodam III/Siliwangi Kolonel Zaenal Arifin, TPA seluas 2,5 hektar sudah menerima kiriman sampah sejak pukul 11.45. Hingga TPA Sumurbandung berhenti pada pukul 17.00, sudah 50 kali lebih truk sampah berkapasitas rata-rata sepuluh meter kubik itu membuang muatannya. "Sebenarnya kami bisa menerima 100 kali kiriman jika bisa mulai sejak pagi. Namun, karena hari ini adalah persiapan pertama, kami baru bisa mulai siang hari," ujar Zaenal, Jumat kemarin. Zaenal mengungkapkan, alasan tempat tersebut baru bisa menerima sampah pada tengah hari karena persiapan jalan masuk baru dipastikan pada pukul 08.00. Barulah Zaenal menghubungi Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung untuk memulai mengangkut sampah. Persiapan pengangkutan sampah itu yang menghabiskan waktu sehingga sampai pukul 11.45. Zaenal mengungkapkan, TPA ini diusahakan untuk beroperasi hingga TPA di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung, dan Desa Cianting, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, siap digunakan. Hal ini dimaksudkan agar lokasi tersebut tetap menjadi cadangan bila di masa mendatang terjadi darurat sampah. "Meskipun lahannya kecil, tetapi akses jalannya paling bagus karena tepat di samping jalan raya," kata Zaenal. Namun, Zaenal menegaskan bahwa rencana pengoperasian sementara itu tergantung dari keputusan Pangdam III/Siliwangi. Menurut Komandan Distrik Militer 0609 Kabupaten Bandung Letnan Kolonel Infanteri Handy Geniardi, tidak ada masalah yang berarti dalam pemindahan sampah dari Kota Bandung ke lokasi TPA. Memang ada beberapa warga yang meneriaki truk karena keberatan dengan baunya, tetapi itu adalah efek samping yang tidak bisa dihindari karena mengangkut sampah. Dada ingkar janji Wali Kota Bandung Dada Rosada menjamin tak akan ada sampah yang tercecer saat diangkut. Bau sampah juga dapat dikurangi karena pengangkutan sampah akan dilapisi plastik dan ditutup terpal. Kepala Kepolisian Resor Cimahi Ajun Komisaris Besar E Permadi melaporkan, untuk pengangkutan hari pertama, Jumat, ternyata sampah tidak di-press. Padahal sebelumnya Dada mengatakan akan menge-press sampah untuk mengurangi air lindi. Dada mengatakan, sampah sulit di- press karena sudah terlalu lama tidak terangkut. (eld/mhf) Post Date : 27 Mei 2006 |