Tiba-tiba Airnya Mendesak

Sumber:Kompas - 26 Februari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Sutaji (59) sedang duduk-duduk santai di depan kedainya di salah satu sisi Jalan Raya Jabon, Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, pada Selasa (24/2) malam. Di dalam kedai, istrinya yang bernama Fatami (45) tengah melayani pembeli.

Kedai yang menyediakan hidangan tempe dan tahu penyet, ayam, bebek, dan ikan goreng itu tengah kedatangan tiga pembeli. "Tahu-tahu air langsung datang dan menerjang masuk. Pembeli saya langsung pergi. Saya kaget sekali," kata Sutaji.

Tak pelak lagi, hantaman banjir pada malam itu membuat kedai yang mulai dikelolanya sejak 1,5 tahun silam porak-poranda.

Sekalipun bagian luar masih tampak utuh, dinding belakang kedai berikut semua isinya hilang bersama derasnya air yang terus mengalir. Menurut Fatami, tak kurang Rp 5 juta kerugian mesti dideritanya. "Semua ikan untuk jualan dan alat masak hanyut," katanya.

Sejumlah tetangga kedainya sesekali melongok keadaan bangunan semi permanen itu dengan wajah cemas. Mereka khawatir kalau-kalau terjangan banjir juga ikut melenyapkan bangunan lain di sebelah kedai tersebut.

Agus Purwanto (29), salah seorang anak dari empat orang anak pasangan Fatami-Sutaji terlihat duduk terbengong sekitar satu jam setelah terjangan banjir itu. "Saya tadinya baru bangun tidur, dan lihat kesini (kedai) ternyata sudah seperti ini. Tidak pernah banjir sebesar ini," ujarnya.

Agus mangatakan, rumahnya di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, saat itu sudah digenangi air setinggi tak kurang satu meter. Tak jauh dari pandangan mata Agus, derasnya air terus menderas membelah Jalan Raya Jabon Mojoanyar.

Sejumlah sepeda motor yang nekat menembus hadangan banjir berarus deras itu terpaksa mengalah pada keadaan. Para pengemudinya lantas menuntun kuda besi-kuda besi mereka ke batas jalan yang bebas dari terjangan air.

Malam itu juga jadi kejutan bagi Udin Santoso (20). Pemuda warga Desa Gayaman yang sejak lahir hingga dewasa tinggal di desa itu mengatakan, inilah kali pertama banjir sedahsyat itu menghantam desanya.

"Ini banjir terbesar akibat hujan di sebelah selatan (Pacet). Sebelumnya paling hanya sampai di sekitar sisi Jembatan Gayam," kata Udin sembari menunjuk arah Kali Gayam yang tengah mengamuk.

Hari itu, tidak kurang wilayah Desa Tambakrejo, Gayaman, Gebangmalang, dan Plosogede di Kecamatan Mojoanyar dihantam banjir. Sebagian wilayah Kecamatan Puri dan Bangsal juga tak luput dari terjangan air malam itu.

Terminal Kertajaya, Mojokerto, pada malam itu juga tak luput dari luapan air. Arus lalu lintas di perempatan sekitar terminal itu terhambat karena genangan yang tinggi.

Sejumlah warga yang tinggal di pinggir-pinggir aliran kali memenuhi pembatas kali. Mereka memantau aliran deras air yang nyaris mencapai batas jalan dan permukiman.

Sutaji juga terus bertahan di sekitar kedainya demi memantau situasi. "Saya mungkin (begadang) di sini," kata Sutaji sambil memerhatikan sejumlah warga yang membuat tanggul darurat dengan kantong-kantong pasir.

Pagi harinya, kedai Sutaji tinggal menyisakan bagian dinding luar dan atap. Dinding sisi dalam dan lantai serta sebagian fondasi kedai itu ambrol diterjang amukan air. Ingki Rinaldi



Post Date : 26 Februari 2009