|
Medan, Kompas - Setiap tahun rata-rata 100.000 anak meninggal dunia karena diare di Indonesia. Diare menjadi penyebab kematian kedua terbesar di Indonesia setelah malnutrisi. Malnutrisi juga terkait diare. Penyebab utama diare yaitu kurangnya perilaku hidup bersih masyarakat dan sanitasi yang buruk. Namun, banyak orang beranggapan, penyebab diare tak terkait dengan dua hal itu. Mereka yakin diare diakibatkan oleh keracunan makanan, musim, tanda-tanda pertumbuhan bayi, dan faktor-faktor klenik. "Kebanyakan respons masyarakat adalah menghentikan penyakitnya lebih dulu," ujar Alifah Lestari, spesialis evaluasi dan pemantauan pada Environmental Services Program di Medan, Minggu (26/11). Hal senada dikatakan dr Delyuzar SpPA dari Jaringan Kesehatan Masyarakat. Menurut dia, masyarakat beranggapan menanggulangi diare yang penting menghentikan gejalanya. "Padahal yang harus diatasi lebih dulu, kurangnya cairan," katanya. Persoalan ketersediaan air bersih, menurut mereka, berpengaruh besar terhadap tingginya kasus diare. Diare tidak hanya menyerang anak-anak keluarga miskin di perkotaan. "Di desa banyak ditemui kasus diare karena perilaku hidup kurang bersih," kata Delyuzar. Kejadian luar biasa (KLB) diare tahun 2005 di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan tiga KLB dengan jumlah penderita 2.194 dan meninggal 28. Provinsi lain yang tinggi tingkat penderita diarenya adalah Banten dan Papua. Namun, tingkat kematian penderita yang paling tinggi terjadi di Sulawesi Tengah, dari 69 penderita tahun 2005, 13 meninggal dunia. (bil) Post Date : 27 November 2006 |