Teweh Banjir Lagi

Sumber:Banjarmasin Post - 28 Februari 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Muara Teweh, BPost Hujan deras yang mengguyur Muara Teweh dan sekitarnya sejak Minggu (26/2) malam hingga Senin (27/2) dini hari, membuat debit Sungai Barito makin tinggi dan mengakibatkan dataran rendah di kota itu terendam.

Pantauan BPost, Senin pagi, pemukiman penduduk yang kini sudah mulai terendam air di antaranya di Kompleks Gang Paraguai Jalan Dahlia, Gang Anugerah Jalan Sengaji Hulu, Jalan Flores dan Jalan Merak. Di daerah langganan banjir itu, ketinggian genangan air sudah mencapai setengah hingga satu meter lebih.

Tak hanya itu, genangan air juga tampak di sebagian ruas Jalan Merak dengan ketinggian sekitar 20 hingga 30 centimeter. Akibatnya banyak pengendara yang ingin pulang ke rumah terpaksa berpaling haluan mengambil jalur yang aman dari rendaman air. Kecuali mereka yang nekat tetap menerobos di jalur tergenang air itu.

Siswa-siswi yang pulang sekolah juga tak kalah repotnya. Mereka yang memaksa menerobos terpaksa naik ke teras rumah penduduk di sekitarnya untuk terus kerumah masing-masing. "Rumah masih jauh, di Kompleks Karang Jawa. Malu pulang dengan pakaian basah. Terpaksa kita lewat teras orang," kata satu siswi, saat melintas di kawasan banjir.

Pengamatan hingga Senin siang, debit air terus merangkak naik. Bahkan informasinya, di daerah hulu seperti di Kecamatan Lahei (Barut) dan Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya debit air naik agak cepat dari biasanya.

Tergenangnya beberapa kawasan dataran rendah di Muara Teweh praktis membuat stres penduduk setempat. Bukan apa-apa, hal ini dikarenakan banjir musiman di wilayah setempat terjadi tidak lazim, atau berbeda dari kebiasaan tujuh tahun sebelumnya.

Biasanya setahun banjir paling banyak terjadi dua kali, sekarang cuma dalam kurun tiga bulan 2006, banjir sudah tiga kali melanda daerah setempat. Memang kedalaman air tak setiap terjadi banjir setinggi atap rumah penduduk, tapi tetap saja membuat stres mereka.

"Kami bagaikan buah simalakama. Mau pindah sedangkan di sini tempat kami berusaha. Tidak pindah, rumah sering terendam air. Satu-satunya harapan kami, rehabilitas hutan tolong benar-benar dilaksanakan, jangan sampai uangnya diambil tapi tanamannya dibiarkan mati," komentar pedagang di Jalan Panglima Batur. edi

Post Date : 28 Februari 2006