|
Medan, Kompas - Banjir yang melanda Kecamatan Kejuruan Muda dan Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang, mengakibatkan kelapa sawit pada lahan yang sedikitnya 1.000 hektar milik rakyat terancam busuk. Ketinggian air yang melebihi setengah meter yang sedikitnya terjadi di tujuh titik ruas jalan Seumadam menuju pedalaman kedua kecamatan itu memutuskan akses pengangkutan tandan buah segar kelapa sawit. Pemantauan Kompas, Senin (17/1), air yang kembali meninggi pada hari itu memutuskan jalur transportasi darat. Akibatnya, truk yang biasa dipakai agen pengumpul tandan buah segar (TBS) petani tidak dapat masuk ke perkampungan penduduk di Desa Simpang Kiri, Tenggulun, dan Sekundur. Warga Tenggulun, Lukman (30), mengatakan, sudah lebih sepekan ini dia tidak dapat memanen kelapa sawitnya karena kedalaman air di kawasannya mendekati satu meter. Ketinggian pohon kelapa sawit yang mencapai delapan meter menyulitkannya memanen di tengah banjir. Kecamatan Kejuruan Muda merupakan kawasan yang terparah dilanda banjir. Sedikitnya 17 desa yang berada di sebelah barat kecamatan tersebut berada di Daerah Aliran Sungai Tamiang yang berhulu ke Gunung Leuser. Sedikitnya 2.900 keluarga di kecamatan tersebut telah mengungsi akibat banjir. Warga yang bermukim di pedalaman Kejuruan Muda yang merupakan sentra perkebunan kelapa sawit dan jeruk manis tersebut tidak dapat berbuat apa-apa. Banjir di Jambi Sementara banjir akibat meluapnya Sungai Batanghari dan beberapa anak sungainya di Provinsi Jambi semakin meluas. Sejumlah kawasan di Kecamatan Muaro Bungo, Kabupaten Bungo, sejak tiga hari lalu dilanda banjir akibat meluapnya dua anak Sungai Batanghari, yaitu Sungai Batang Bungo dan Batang Tebo, yang membelah kabupaten itu. Lebih dari 700 rumah yang dihuni 2.550 jiwa penduduk di Kelurahan Tanjung Gedang, Bungo Timur, Manggis, dan Desa Purwobadi terendam. Selasa kemarin air sudah surut, tetapi sejumlah rumah masih terendam dan banjir susulan mengancam karena hujan masih banyak turun. Kepala Biro Humas dan Umum Pemerintah Kabupaten Provinsi Jambi Harun Saad mengatakan, tidak ada korban jiwa akibat banjir di kabupaten itu. Kerugian material belum bisa diperkirakan karena di beberapa tempat masih ada rumah yang terendam.(HAM/NAT) Post Date : 19 Januari 2005 |