Warga di pesisir Jakarta Utara mengaku cemas menghadapi kemungkinan terjadinya air pasang (rob) pada akhir pekan ini. Hal itu terkait dengan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan akan terjadi pasang naik air laut pada 25-27 Januari 2013 sekityar satu meter. Jika ditambah hujan lebat, maka banjir bisa terjadi lagi.
"Jadi cemas dengan rob, katanya air bisa satu meter. Banjir belum kering, air bisa tambah besar," kata Lilis Jumaliah, korban banjir warga RW03 RT07 Penjaringan, Kamis (24/01).
Lilis menceritakan, tempat tinggalnya kerap kebanjiran akibat air pasang sekitar 40 cm dan langsung surut sehingga tidak perlu mengungsi. "Kalau banjir ini air sampai sedada dan kami terpaksa mengungsi," ujar Lilis.
Ketua RW03 Penjaringan, Faisal Syam, menyatakan warga di daerah tersebut sudah terbiasa dengan rob tapi banjir kali ini di luar dugaan. "Masalah banjir kita sudah terbiasa," kata Faisal. Ia sudah mengimbau warga untuk waspada terhadap rob meskipun banjir yang terjadi pekan lalu mulai surut.
Hingga Kamis (24/1) sore, tinggi air sungai di Jakarta berada dalam status siaga IV atau normal. Juru bicara BMKG, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan ketinggian air Sungai Angke Hulu 120 cm dan Sungai Pesanggrahan 85 cm. Krukut Hulu 60 cm, Manggarai 700 cm, Cipinang Hulu 75 . "Sunter Hulu juga berada dalam posisi aman 50 cm, Kart 420 cm, Pulogadung 365 cm, dan Pasar Ikan 125 cm," katanya.
Pintu air yang ada di luar Jakarta juga dalam level aman. Pintu air Depok dalam posisi 145 cm dan Bendung Katulampa 60 cm. Meski masuk dalam level aman, beberapa daerah yang diterjang banjir seperti Pluit, Penjaringan dan Muara Baru saat ini masih tergenang air.
Air masih tergenang di daerah itu karena pengaruh air pasang yang mencapai 940 cm. "Masih terendam 1 meter," kata Sutopo. Ia berharap banjir di tiga daerah tersebut khususnya di Pluit bisa surut karena pompa di Waduk Pluit sudah bisa difungsikan.
Kobran jiwa akibat banjir yang menerjang Ibukota terus bertambah. Hingga Kamis (24/1), jumlah korban meninggal mencapai 33 orang. Korban meninggal akibat tersengat listrik, tenggelam, kedinginan dan sakit.
Korban meninggal kebanyakan karena sakit kronis yang diderita dan dilarikan kerumah sakit, namun jiwanya tak tertolong. "Ini perlu kami tekankan, kepada seluruh warga jika air meninggi wajib kepengungsian, jangan bertahan di rumah. Sehingga jika ada yang sakit dapat langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat," kata Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Bambang Suryaputra, Kamis (24/1).
Dia mengungkapkan, jika kondisi belum membaik, maka tanggap darurat DKI Jakarta bisa diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan. "Sifatnya fleksibel, kalau kondisi cuaca masih buruk dan masih banyak pengungsi yang butuh pertolongan, maka tanggap darurat bisa diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan. Jadi bukakan sampai 27 Januari saja," ujarnya
BPBD DKI menyebutkan, jumlah korban bajir yang masih bertahan di pengungsian 8.509 jiwa. Para pengungsi tersebar di tiga wilayah yang masih terendam banjir yakni di Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara.
Sebanyak 2.894 pengungsi berada di wilayah Jakarta Timur. Para pengungsi tersebut tinggal di bantaran Kali Ciliwung di sekitar Kampung Melayu. Air setinggi 30-50 cm masih menggenangi rumah mereka. Mereka mengungsi di tenda yang disediakan, seperti di bekas Gedung Bioskop Jatinegara dan disejumlah masjid. "Mayoritas sudah kembali ke rumah membersihkan lumpur di tempat tinggal mereka," kata Kepala BPBD DKI Jakarta, Arfan Arkili, Kamis (24/1).
Untuk wilayah Jakarta Utara, yakni mencapai 1.738 pengungsi. Para pengungsi tersebut kebanyakan berasal dari Kelurahan Penjaringan, Kelurahan Pejagalan, Kamal Muara, Kapuk Muara, dan Kelurahan Pluit yang masih tergenang antara 5-100 cm. "Beberapa pengungsi masih ditempatkan di Lapangan Futsal Cometa, Pluit. Beberapa sisanya tersebar," kata Arfan.
Jumlah pengungsi terbanyak terdapat diwilayah Jakarta Barat, mencapai 3.767 orang yang berasal dari 18 kelurahan yang masih tergenang air antara 20-100 cm.
Humas Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir Provinsi DKI Jakarta 2013, Eko Hariadi mengatakan, masyarakat korban banjir harus memanfaatkan pos-pos kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala ganguan kesehatan. "Kami pastikan pos kesehatan melayani 24 jam termasuk hari libur," ujarnya.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyebutkan, hingga saat terdapat 561 pos kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati mengatakan, penyakit yang dominan diderita oleh warga yakni batuk, pilek, dan gatal-gatal, sementara untuk leptospirosis belum ditemukan. "Penyakit leptospirosis memang rawan terjadi paska banjir. Jangan menumpuk sampah, gunakan sepatu boots saat berjalan di genangan air, serta cuci tangan dengan sabun," katanya.
Kobran banjir di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara masih kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk membersihkan rumah dari sisa banjir. "Kita kekurangan air bersih meskipun sudah ada pasokan dari Palyja," kata Ketua RW03 Penjaringan, Faisal Syam di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (24/01).
Dia mengatakan bahwa kebutuhan lain, seperti logistik, air mineral, dan selimut sudah mencukupi, namun yang masih sangat mereka butuhkan adalah air bersih.
Faisal mengatakan, sejak dua hari pascabanjir, Perusahaan Air Minum (PAM) Lyonnaise Jaya (Palyja) sudah beroperasi kembali mendistribusikan air bersih ke rumah warga, namun belum mencukupi kebutuhan. "Kemarin siang, PMI juga sudah mendistribusikan air bersih, tapi juga belum mencukupi," tambah Faisal.
Air bersih sangat dibutuhkan warga korban banjir untuk membersihkan rumah dan barang-barang mereka dari lumpur sisa-sisa banjir. Pantauan di lokasi, truk tangki air PMI terlihat siaga di pinggir jalan. Di beberapa titik terlihat tangki-tangki air bersih dari Kementerian Pekerjaan Umum.
Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jakarta telah mendistribusikan 5.000 liter air bersih untuk korban banjir di Kelurahan Muara Baru Jakarta Utara. PMI juga menyiagakan satu unit mobil penjernih air di Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta Utara. Suriyanto/Fauzan Hilal
Post Date : 25 Januari 2013
|