DALAM lima tahun ke de pan ditargetkan, ada 9 juta mangrove ditanam di Teluk Jakarta. Cara tersebut untuk menghijaukan dan membersihkan teluk yang kini sudah mirip supermarket sampah.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan telah membuat nota kesepahaman dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merehabilitasi hutan bakau yang sudah rusak. Dalam kesepakatan itu disebutkan, dalam jangka 5 tahun akan ada penanaman 9 juta mangrove.
`'Memang kerusakan mangrove di Teluk Jakarta luar biasa, terutama sampahnya. Jadi, musuh utamanya memang sampah. Teluk Jakarta sudah mirip supermarket. Apa saja ada. Kasur ada, bantal ada, sampah juga ada. Itu yang menjadi kendala utama,'' kata Zulkifli saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Pemuda dan Olahraga, Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Seketaris Kabinet Dipo Alam, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, dalam meninjau hutan mangrove di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, kemarin.
Menurut hasil kajian yang dilakukan Kementerian Kehutanan, setiap hektare hutan bakau yang dikonversi menjadi tambak menghasilkan 2,47 kilogram ikan. Namun, tangkapan ikan di laut akan berkurang hingga 480 kilogram per tahunnya.
Selain itu, hampir 8 juta hektare kawasan di Indonesia merupakan kawasan hutan bakau yang menjadi ekosistem sangat penting di pesisir pantai. Menurut Zulkifli, bila mangrove rusak, ekosistem juga rusak.
"Ikan yang hidup di sana juga terganggu. Penyediaan air bersih dan penahan tsunami juga rusak. Apalagi kawasan mangrove merupakan tempat bertelurnya ikan, udang, dan sebagainya,'' jelas Zulkifli.
Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono mengatakan, dalam tahuntahun terakhir ini pemerintah bergandengan tangan dengan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, pengusaha, dan masyarakat luas un tuk memulihkan kerusakan mangrove, yang menjadi sumber pangan biota laut, menahan abrasi pantai, serta menahan gelombang tsunami. `'Alhamdulillah, hasilnya makin nyata,'' kata Presiden.
Zulkifli mengharapkan, kerja sama Kementerian Kehutanan dengan Pem prov DKI Jakarta dalam penanaman mangrove bisa mengembalikan fungsi asli hutan bakau. Kurangi reklamasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyambut baik usaha Pemprov DKI Jakarta dengan Kementerian Kehutanan.
`'Kami memberikan apresiasi terhadap soal ini. Namun, perlu dicatat, kegiatan itu harus dibarengi dengan mengurangi perluasan reklamasi yang selama ini dijadikan lahan bisnis, permukiman rumah mewah, dan sebagainya,'' kata Direktur Eksekutif Walhi Berry N Furqon.
Sebab, selama ini yang terjadi di Jakarta, lahan mangrove terkikis habis dan dikonversi menjadi lahan bisnis, industri, serta perumahan.
`'Pemprov DKI Jakarta harus bisa menjamin bahwa tidak akan ada konversi di lahan mangrove. Jangan sampai program penanaman mangrove di Teluk Jakarta cuma lips service,'' kritik Berry.
Dia mengingatkan, sampai sekarang DKI Jakarta belum bisa memenuhi ruang terbuka hijau sebagaimana ditetapkan oleh undang-undang tata ruang. Saat ini baru 13% ruang terbuka hijau yang ada di Jakarta dari target 30% yang harus dicapai. Thalatie Yani
Post Date : 08 Juni 2010
|