JAKARTA, KOMPAS.com - Bekerja sama dengan World Wildlife Fund dan perusahaan daur ulang global TES-AMM, produsen telepon seluler Nokia meluncurkan program daur ulang produk seluler dan aksesorinya, serta penanaman pohon. Berbagai jenis pohon akan ditanam di hulu daerah aliran sungai Ciliwung di wilayah Kabupaten Bogor.
Pada data Nokia, hanya 3 persen pengguna telepon seluler global yang sadar bahwa produk bekas mereka bisa didaur ulang. ”Kesadaran itu perlu ditingkatkan. Kami memiliki 5.000 drop box yang tersebar di 85 negara,” kata Regional Manager Environmental Affairs Markets SEAP Nokia Francis Cheong pada peluncuran program ”Nokia Give & Grow” di Jakarta, Rabu (19/8).
Di Indonesia disediakan kotak khusus (drop box) penerima telepon seluler tak terpakai berikut aksesorinya di 91 Nokia Care Center dan beberapa lokasi di pusat perbelanjaan. Produk di luar merek Nokia tetap diterima.
Komponen dalam barang-barang tersebut akan dipilah-pilah oleh TES-AMM. Setidaknya, pada setiap telepon seluler dapat dipilah menjadi enam bagian. ”Dikelompokkan sesuai jenisnya lalu dibuat produk baru,” kata Environmental Specialist TES-AMM Indonesia Chandra Mahjoedin. Selain daur ulang, Nokia juga menyumbang dana untuk program Newtrees-nya World Wildlife Fund. Program penanaman pohon tersebut dikhususkan bagi dunia usaha.
Pihak WWF menjanjikan model pemantauan yang baik untuk memastikan pohon tumbuh besar. ”Kami memotret pohon yang ditanam setiap enam bulan dan di-upload di situs jaringan kami. Siapa pun bisa melihat langsung perkembangannya,” kata Nazir Foead dari WWF.
Menurut Nazir, kerja sama lembaga swadaya masyarakat dengan dunia usaha dibutuhkan bagi masa depan lingkungan. Dunia usaha yang sering kali menjadi bagian dari persoalan selayaknya diajak untuk turut memberi solusi atas persoalan itu. (GSA)
Post Date : 20 Agustus 2009
|