Teknologi Tinggi di TPA, Bergantung pada Jakarta

Sumber:Suara Pembaruan - 25 Juli 2006
Kategori:Sampah Jakarta
BEKASI Rencana pengelolaan sampah menggunakan teknologi tinggi di tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, sangat bergabung pada kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, khususnya mengenai pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF).

"Kalau ITF jadi dibangun pemerintah DKI, berarti rencana pengelolaan dengan teknologi tinggi juga harus disesuaikan," ujar ahli lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ir Guntur MT, seusai acara paparan rencana pengelolaan TPA Bantar Gebang di Bekasi, Senin (24/7).

Menurut dia, keberadaan ITF, yang rencananya dibagun di empat wilayah Kota Jakarta, akan berpengaruh pada jumlah sampah yang masuk ke TPA. Satu ITF, tuturnya, memiliki kapasistas pengelolaan sampah antara 1.000 sampai 1.500 ton per hari.

"Jika empat ITF itu beroperasi, berarti sampah yang masuk ke TPA menjadi sedikit. Dan bukan tidak mungkin, hanya residunya yang masuk ke TPA," tambahnya.

Oleh karena itu, tegas dia, konsep yang dirancang bersama tim Environment Community Union (ECU) tersebut, masih merujuk pada kondisi yang terjadi saat ini (existing TPA). Lagi pula, tambahnya, pengerjaan konsep tersebut baru akan dilakukan pada 2009.

"Masih ada cukup waktu untuk melihat kondisi yang terjadi ke depan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur ECU, Benny Tunggul mengatakan, konsep yang diajukan tersebut memiliki beberapa tahapan. Tahap pertama, tuturnya, pemerintah dapat melakukan optimalisasi TPA.

"Menurut penelitian kami, terdapat beberapa lokasi di pinggir gundukan tanah yang ada yang bisa masih dimanfaatkan. Inilah yang kami sebut dengan optimalisasi TPA," katanya.

Tahap berikutnya, pemerintah menerapkan program unit daur ulang dan produksi kompos (UDPK). Sejatinya, tutur Benny, pemerintah hanya tinggal meningkatkan unit produksi kompos yang sudah ada di Bantar Gebang sejak 2004.

Sementara itu, Wali Kota Bekasi, Akhmad Zurfaih, secara terpisah mengakui, konsep pengelolaan yang ditawarkan tersebut dinilai masih semu dan mengambang. Konsep tersebut, tuturnya, dinilai belum mampu menjelaskan perubahan pengelolaan TPA dari sanitary landfill menjadi pengelolaan dengan teknologi tinggi. [P-11]

Post Date : 25 Juli 2006