Teknologi Pengolahan Air Laut Menjadi Air Mineral

Sumber:Kompas - 05 September 2011
Kategori:Air Minum
Jakarta, Kompas - Guna mengatasi krisis air yang bisa dikonsumsi, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan teknologi pengolahan air laut dalam untuk dikemas menjadi air mineral dan dipasarkan dalam botol. Air minum olahan itu dihasilkan melalui proses desalinasi.
 
”Penyediaan air mineral laut dalam merupakan suatu kegiatan yang bersifat strategis untuk mengantisipasi kemungkinan krisis air bersih di masa mendatang,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, dalam siaran pers, Minggu (4/9).
 
Berdasarkan hasil penelitian Kementerian Kelautan dan Perikanan, beberapa lokasi di perairan di Indonesia sangat potensial untuk pengembangan industri air mineral dari air laut dalam (deep sea water) ini.
 
Beberapa lokasi itu, di antaranya, Nusa Penida dan Gondol di Provinsi Bali, Selat Lombok, perairan sekitar Pulau Biak di Papua, serta perairan di sekitar Palabuhanratu di Provinsi Jawa Barat.
 
Selain itu, perairan sekitar Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan, Perairan Bima dan Dompu di Nusa Tenggara Barat, serta perairan Kupang di Nusa Tenggara Timur.
 
Sekitar 70 persen wilayah Indonesia merupakan perairan. Total luas wilayah perairan adalah 5,8 juta kilometer persegi, dengan 40 persen dari perairan laut merupakan laut dalam.
 
Fadel juga meninjau pabrik air mineral PT Omega Tirta Kyowa di Serangan, Bali, Sabtu (3/9), yang mengolah air laut menjadi air mineral.

Rp 15 miliar
 
Industri air laut dalam dimulai pada skala kecil, yaitu kapasitas sedot air laut dalam sebesar 10-15 ton per hari. Biaya investasi tahap awal untuk industri air laut skala kecil sebesar Rp 15 miliar.
 
Saat ini, kegiatan industri air laut berkembang kapasitas sedotnya menjadi 40-60 ton per hari dengan menggunakan dua kapal berukuran 60-100 gross ton (GT).
 
Air laut dalam, dengan kandungan mineralnya setelah diolah dengan proses desalinasi, sangat penting dan bermanfaat untuk suplai air bersih bagi kelangsungan hidup dan kesehatan tubuh manusia.
 
Proses desalinasi air laut juga menghasilkan garam berkualitas tinggi untuk berbagai kegunaan, yaitu untuk budidaya perikanan, pertanian, kosmetik, obat-obatan, serta pendingin ruangan.
 
Kebutuhan garam Indonesia sekitar 3 juta ton dan Indonesia masih harus mengimpor garam 1,8 juta ton per tahun karena tidak bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri. (LKT)


Post Date : 05 September 2011