Tarif Tidak Perlu Naik

Sumber:Kompas - 20 Januari 2010
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Badan Regulator Pelayanan Air Minum mendorong kedua mitra PAM Jaya untuk memenuhi lonjakan permintaan konsumen besar untuk menambah pemasukan. Tambahan pemasukan diperlukan agar PT Palyja dan PT Aetra tidak perlu menaikkan tarif untuk berinvestasi.

Anggota BRPAM, Riant Nugroho, Selasa (19/1) di Jakarta Pusat, mengatakan, setelah pajak air tanah naik menjadi Rp 23.500 per meter kubik, permintaan air bersih melonjak sampai 22 juta meter kubik per bulan. Dengan tarif Rp 12.550 per meter kubik, kedua operator air bersih itu dapat meraih pendapatan Rp 276,1 miliar per bulan.

”PAM Jaya harus mampu mendesak Palyja dan Aetra untuk memenuhi lonjakan kebutuhan itu untuk memenuhi dana investasi. Jika perlu, kewajiban itu dimasukkan sebagai bagian kontrak lima tahunan dan tarif tidak perlu naik,” kata Riant.

Menurut dia, kenaikan tarif di pelanggan kelas bawah tak akan populer secara politis. ”Namun, jika dikenakan kepada pelanggan besar, mereka akan mengolah air laut menjadi air tawar,” katanya.

Dalam tiga bulan ini, BRPAM menerima belasan keluhan pelanggan besar yang tak terlayani kebutuhan air bersihnya. Kondisi ini menyebabkan beberapa penyewa keluar dari gedung tinggi dan ada yang akan menyomasi BRPAM karena kebutuhan air bersih tidak terpenuhi.

Selama ini, PT Palyja terus meminta kenaikan tarif sekitar 22 persen karena tarif tidak naik sejak Januari 2007. Adapun PT Aetra yang mendaftarkan kenaikan tarif 18 persen tidak mendesak PAM Jaya menaikkannya.

Kepala Komunikasi Perusahaan PT Palyja Meyritha Maryanie mengatakan, pihaknya terus berupaya memenuhi lonjakan permintaan itu dengan menambah pipa besar di Jalan Gatot Subroto dan mengganti pipa rusak sepanjang 1,1 kilometer di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.

Namun, Palyja tetap membutuhkan kenaikan tarif untuk membiayai investasi tahun 2010 yang mencapai Rp 220 miliar.

Direktur Utama PT Aetra Syahril Japarin mengatakan, pelayanan bagi pelanggan besar diprioritaskan dengan memperbaiki pipa yang mengarah kepada mereka. Jumlah produksi air juga terus ditambah agar lonjakan kebutuhan pelanggan besar dapat dipenuhi. ”Kami ikut keputusan PAM Jaya soal tarif. Namun, kebutuhan akan kenaikan tarif belum mendesak,” katanya. (ECA)



Post Date : 20 Januari 2010