BATAM, KOMPAS - Kenaikan tarif air minum yang dilakukan sepihak oleh PT Adhya Tirta Batam dengan persetujuan Badan Pengusahaan Batam dinilai tidak sebanding dengan pelayanan yang dilakukan selama ini. Sejumlah kawasan masih tak terlayani dengan baik.
”Di rumah saya di daerah Bengkong, air sering kali tidak mengalir, bahkan sempat selama dua minggu. Semestinya sebelum melakukan kenaikan tarif, perusahaan meningkatkan pelayanan dasarnya terlebih dahulu,” kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam, Siti Nurlaila, Kamis (13/5).
Pada rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPRD pekan lalu, Direktur PT Adhya Tirta Batam (ATB) Benny Andrianto mengakui bahwa pelayanan belum baik di sejumlah daerah. Meski demikian, hal itu akan menjadi prioritas pelayanan tahun ini.
”Permasalahan utama pelayanan sampai sekarang adalah untuk daerah paling ujung dan daerah tinggi karena tekanan air tidak sampai ke lokasi-lokasi tersebut. Ini, misalnya, terjadi di Bengkong dan Batuaji,” kata Benny.
Penjabat Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam Rusam Efendy menyatakan, BP Batam telah menyetujui kenaikan tarif yang diajukan PT ATB. Pertimbangannya, kenaikan tersebut dinilai rasional.
Konsesi pelayanan air minum di Kota Batam oleh Otorita Batam, yang kini berubah nama menjadi BP Batam, berada di tangan swasta. Dengan demikian, persetujuan kenaikan tarif selama ini tanpa melalui persetujuan dengan Pemerintah Kota Batam dan DPRD Kota Batam. (LAS)
Post Date : 14 Mei 2010
|
