|
Singaraja (Bali Post) PDAM Buleleng menjamin tidak akan menaikkan tarif air minum pada tahun 2005 ini, meskipun dalam operasionalnya perusahaan daerah itu sangat bertumpu pada penggunaan BBM yang harganya sudah naik sejak beberapa bulan lalu. Dirut PDAM Buleleng Drs. Nyoman Arta Widnyana di Singaraja, Sabtu (23/4) lalu mengatakan pihaknya tidak akan latah mengikuti kenaikan harga BBM. Meskipun, kata dia, meningkatnya harga barang sangat berpengaruh pada biaya produksi. Menyinggung pengembangan distribusi layanan air minum pada masyarakat di Buleleng, Arta Widnyana mengatakan, pihaknya tetap akan mengupayakannya. Untuk mengantisipasi terjaminnya suplai air ke konsumen, pihaknya telah melakukan survai mencari pusat titik air yang terealisasikannya melalui sumur bor. Seperti di Dusun Batur Desa Kekeran, Busungbiu, sudah ditemukan satu titik air dengan kapasitas 4 liter per detik dengan biaya mencapai Rp 175 juta. Untuk mengoptimalkan sumber air di Dusun Batur ini diakui memang tanggung jawab PDAM Buleleng. Namun, akibat kekurangan dana, Pemkab Buleleng juga ikut memikirkan dalam hal pengembangan air bersih pedesaan. Debit Mengecil Sementara itu di Karangasem, belakangan ini, nyaris semua sumur sumber air PDAM dan milik penduduk, serta sumber mata air debitnya mengecil. Akibatnya, sumber air PDAM kian terbatas. Demikian dikatakan Direktur PDAM Karangasem I Gede Putu Kertia, S.E. Minggu (24/4) kemarin. Kamis (21/4) lalu, Kertia menggelar pertemuan di aula PDAM dengan mengundang Ketua Komisi C DPRD Karangasem I Nyoman Sunarta, S.Pet., anggota Dewan asal Sidemen I Gede Tiaga, serta para perbekel se-Kecamatan Sidemen. Disayangkan, Camat Sidemen Sudimbia--yang berkompeten dalam pembahasan sosial keperluan air minum bagi masyarakatnya--tak hadir, tanpa mewakilkan dan tanpa menyampaikan alasan kepada panitia. Tiaga mengatakan sumber mata air di Kecamatan Sidemen sangat banyak. Namun, penduduk masih 80% lebih belum dilayani air minum PDAM. Padahal, mereka sangat membutuhkan. Kertia mengatakan selain menjadi radius kesucian mata air, kelestarian di lingkungan dan daerah resapan juga mesti dijaga, jangan sampai gundul atau tandus. Itu artinya, hutan lindung, perbukitan, dan gunung tak boleh dibiarkan gundul. Harus rutin ada upaya melakukan penghijauan, terutama dengan menanam tumbuhan atau pepohonan yang dampak hidrologisnya bagus. (kmb15/013) Post Date : 25 April 2005 |