|
BANTUL - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bantul berencana menaikkan tarif 50 persen dari Rp 1.000/m3 menjadi Rp 1.500/m3 mulai 1 Juli mendatang. Kenaikan terpaksa dilakukan karena biaya operasional semakin meroket menyusul naiknya harga BBM dan listrik. Selain itu tarif yang diberlakukan sekarang merupakan tarif 2002 yang belum pernah mengalami perubahan. Pernyataan itu dikatakan Plh Direktur PDAM Bantul Drs H Sukardiyono ketika ditemui wartawan di kantor bupati, Jumat (19/5). Diakui, jika tidak menaikkan tarif, PDAM akan terus mengalami defisit. "Realitas yang ada sekarang, biaya operasional terus meningkat, maka kita berencana menyesuaikan tarif mulai 1 Juli mendatang," kata Kardiyono. Namun, meski ada kenaikan namun cost itu belum bisa menutup biaya hingga break event point (BEP) sebesar Rp 2.500/m3. Menurut Kardiyono, agar PDAM mendapat laba maka minimal harga yang diberlakukan sebesar Rp 3.000/m3. "Namun kita tidak akan menaikkan sebesar itu, karena kita masih mengemban misi sosial. Untuk itu upaya kita untuk menekan defisit agar tidak kian besar adalah dengan cara tidak melakukan penyusutan alat-alat yang kita miliki kecuali menggganti yang sudah rusak," katanya. PDAM berjanji, jika tarif baru sudah diberlakukan, pelayanan juga akan lebih ditingkatkan. Di antaranya saat ini PDAM sedang membuat sumber air baru di Dlingo sebanyak tiga titik, untuk menambah 18 sumber air yang telah ada. Tujuannya untuk meningkatkan debit air bagi 11.107 pelanggannya. "Pelanggan kita baru sekitar 10 persen dari penduduk Bantul dengan area distribusi air terbanyak ke Kecamatan Kasihan, Sewon, Sedayu, dan Bantul," kata Kardiyono. (ayu) Post Date : 20 Mei 2006 |