|
TANGERANG — Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang Maryoso memastikan tarif air pelanggan akan segera naik sebesar 20-30 persen. “Tarif baru akan berlaku bulan Oktober mendatang,” ujarnya. Menurut Maryoso, kenaikan tarif untuk menutupi biaya operasional yang melambung tinggi sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak. “Harga bahan baku pengolahan naik akibatnya berimbas pada pengolahan air bersih,” kata Maryoso, akhir pekan lalu, kepada Tempo. Kenaikan sebesar 20 persen akan diterapkan pada golongan pelanggan rumah tangga. Jika tarif sebelumnya Rp 2.100 per meter kubik, akan naik menjadi Rp 2.520. Untuk golongan industri akan naik 30 persen dari Rp 3.500 menjadi Rp 4.550 per meter kubik. “Tidak semuanya kami naikkan,” ujarnya. Golongan yang disubsidi seperti golongan sosial tarifnya tetap. Maryoso melanjutkan, harga air curah juga akan dinaikkan dengan persentase besaran sama. Selama ini PDAM Tirta Kerta Raharja menjual air curah ke DKI Jakarta, pengembang Bumi Serpong Damai, Lippo, Gading Serpong, dan Bandara Soekarno-Hatta. Air curah dijual ke DKI sebanyak 2.680 liter per detik, BSD 140 liter per detik, Lippo 137 liter per detik, Gading Serpong 20 liter per detik, bandara 20 liter per detik. Menurut Maryoso, usulan tarif baru air bersih itu sedang dibahas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang. Namun, bila DPRD tidak menyetujui usulan itu, tarif air tetap akan naik. “Kenaikan air tidak perlu menunggu persetujuan DPRD,” katanya. Sumber bahan baku pengolahan air PDAM Tirta Kerta Raharja didapat dari Sungai Cisadane dan Cidurian. Saat ini kapasitas air bersih yang dihasilkan sebanyak 5.030 liter per detik. Air bersih didistribusikan ke 90 ribu pelanggan yang berada di Kota dan Kabupaten Tangerang. Dengan kenaikan tarif, Maryoso berjanji akan meningkatkan layanan kepada masyarakat dengan mengganti pipa air yang kotor dan rusak. “Enam puluh persen pipa akan kami ganti dengan yang baru,” katanya. Sejumlah pelanggan air menyatakan keberatan dengan rencana kenaikan tarif air itu. “Kenapa semua seperti latah ya? Naik satu, naik semua,” ujar Sulastri, seorang pelanggan air di Gembong, Balaraja. JONIANSYAH Post Date : 07 Juli 2008 |