Tarif Air Tangerang Naik 100 Persen

Sumber:Koran Tempo - 13 Juni 2007
Kategori:Air Minum
TANGERANG -- Perusahaan Air Minum Tirta Benteng, Kota Tangerang, menaikkan tarif air bersih mulai 50 persen hingga 100 persen untuk semua golongan. Tarif baru itu berlaku pada rekening pembayaran air Juni ini.

"Kenaikan tarif itu untuk menutupi biaya operasional," kata Imam Tauchid, Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirta Benteng, kepada Tempo kemarin. Menurut dia, kenaikan biaya operasional karena tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak serta bahan kimia untuk mengelola air naik sejak tahun lalu.

Imam menjelaskan kenaikan tarif itu sudah direncanakan sejak awal 2006. Namun, akibat pembahasannya yang berlarut-larut, tarif baru itu diterapkan tahun ini. Penerapan tarif tersebut sah karena diperkuat oleh peraturan Wali Kota Tangerang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah.

Juru bicara PDAM Tirta Benteng, Indra Setiawan, menyatakan selama ini PDAM Benteng menjual air kepada pelanggan berdasarkan sistem batas kewajaran, yaitu sesuai dengan banyaknya air yang dipakai. Misalnya untuk penggunaan air 0-5 meter kubik, yang semula Rp 1.850 per meter kubik naik menjadi Rp 2.275 per meter kubik; penggunaan air 6-20 meter kubik, naik dari Rp 2.775 menjadi Rp 4.250; penggunaan 21-40 per meter kubik, naik dari Rp 3.700 menjadi Rp 5.750; dan penggunaan air di atas 40 meter kubik, naik dari Rp 5.000 menjadi Rp 6.500.

Tarif baru itu, menurut Iman, tidak akan memberatkan golongan rumah tangga, karena golongan itu menggunakan air tidak lebih dari 0-5 meter kubik per bulan.

Kapasitas produksi air bersih PDAM Tirta Benteng adalah 385 liter per detik. Air bersih itu disalurkan kepada 15 ribu pelanggan di Kecamatan Benda, Neglasari, Batu Ceper, dan Cipondoh.

Iman mengatakan, dari 13 kecamatan di Kota Tangerang, baru 30 persen wilayah yang sudah terlayani air bersih dari PDAM Tirta Benteng milik Pemerintah Kota Tangerang.

PDAM Benteng dalam dua tahun terakhir ini sudah mengantongi keuntungan. Pada 2005 laba yang diraih Rp 4 miliar, sedangkan pada 2006 PDAM Benteng membukukan keuntungan Rp 10 miliar. "Kami termasuk perusahaan air minum yang sehat di Indonesia," kata Indra.

Meski demikian, Imam mengaku kenaikan tarif air bersih itu akan memberatkan pelanggan. Tapi kenaikan tarif tersebut akan diikuti dengan pelayanan yang optimal dan prima. "Misalnya di wilayah tertentu yang airnya mengucur kecil, akan diupayakan supaya mengucur deras," ujarnya.

Kenaikan tarif itu menuai protes dari pelanggannya. "Naiknya, kok, nggak kira-kira, tanpa sosialisasi lagi," ujar Edi Suparman, pelanggan di Perumahan Purimas, Cikokol, Tangerang.

Karyawan swasta itu menyayangkan sikap pemerintah daerah yang tidak berpihak kepada masyarakat kecil. "Kalau untuk golongan menengah ke atas, mungkin itu tidak jadi masalah," ucap Edi.

Tak hanya pelanggan kelas ekonomi, pelaku industri pun mengaku keberatan dengan kenaikan tarif air. "Usaha saya menggunakan banyak air. Kalau naik, kami terpaksa menaikkan harga ke konsumen," kata Fahrurozi, pengusaha pabrik daur ulang plastik di Cipondoh, Tangerang. JONIANSYAH



Post Date : 13 Juni 2007