|
BOGOR - Tarif air minum di Kota Bogor mulai April 2006 akan naik sebesar 25 persen, yang dibayarkan oleh para konsumennya pada tagihan Mei 2006. Kenaikan tarif ini tidak bisa dihindari, mengingat adanya kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) dan biaya produksi PDAM Kota Bogor hampir 30-40 persen dalam penggunaan listrik. Hal tersebut dikemukakan Direktur Utama PDAM Kota Bogor, Memet Gunawan, didampingi Humasnya Henry Darwin di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/3). "Kalau tidak menaikan tarif itu, Pemerintah Kota Bogor harus memberikan subsidi kepada PDAM-nya. Di satu sisi, PDAM Kota Bogor sedang mengembangkan dan meningkatkan kinerja pelayanannya kepada pelanggan yang saat ini berjumlah 70.000 pelanggan," katanya. Menurut Memet, selain peningkatan pelayanan juga hampir 20 persen jaringan pipa PDAM Kota Bogor adalah buatan Belanda pada tahun 1918, sehingga perlu diganti dengan pipa jaringan yang baru. Sementara saat ini jikan ada kebocoran terhadap pipa lama itu, terpaksa dilakukan tambal sulam. Sumber air PDAM Kota Bogor sekarang ini dimabil dari air permukaan sungai Cisadane sekitar 70 persen, sisanya berasal dari tiga lokasi sumber mata air. Dengan adanya kenaikan tarif, PDAM berencana akan menambahkan pompa sehingga akan menambahkan jumlah kubikasi air yang nantinya diperuntukan bagi pelanggan baru. Diprediksikan dari 70 ribu pelanggan itu, akan ada penambahan jumlah pelanggan sebanyak dua kali lipat. Sehingga masyarakat di sekitar wilayah pelosok perluasan kota dapat tersentuh oleh pelayanan PDAM Kota Bogor. Ada dua alternatif kenaikan tarif air minum itu, katanya, yang disesuaikan dengan golongan tarif dan jumlah pemakaian air serta saat ini masih dalam kajian pihak PDAM Kota Bogor. Alternatif pertama, kenaikan hanya berlaku mulai dari kelompok sosial khusus hingga kelompok IV niaga besar (industri) yang mencapai 25 persen kenaikannya. Kenaikan tidak berlaku bagi kelompok sosial umum karena menerapkan sistem subsisdi silang. Memed mencontohkan harga air pada golongan niaga besar pada alternatif satu untuk pemakaian lebih dari 20 meter kubik sama dengan Rp 7200/m3 atau harga air hanya Rp 7200 atau dengan kata lain, satu liter air sama dengan Rp 7,2. "Harga itu dinilai harga air relatif paling murah di kawasan Jabodetabek. Bandingkan dengan harga air mineral yang perliternya mencapai Rp 3000, jelas air PAM Kota Bogor jauh lebih murah," ujarnya. Lebih jauh dikatakan, laba bersih PDAM Kota Bogor tahun anggaran 2005 yang telah selesai diaudit, diketahui mendapat keuntungan sebesar Rp 5,6 miliar. Sekitar 55 persen, keuntungan itu masuk ke kas Pemerintah Kota Bogor dan sisanya sekitar 45 persen, baru digunakan untuk peningkatan kinerja pelayanan. Namun, jumlah itu masih kurang jika PDAM Kota Bogor ingin memperbaiki kinerjanya dengan pengembangan yang optimal kepada konsumennya. Kenaikan tarif air minum sebesar 25 persen ini pun, lanjutnya, dengan mempertimbangkan berbagai aspek daya beli masyarakat Kota Bogor. Ia mencontohkan kenaikan air minum di Kabupaten Bogor yang mencapai 74,6 persen, harga PAM DKI Jakarta sebesar Rp 3000/m3, namun untuk Kota Bogor kenaikan ini pun berdasarkan pertimbangan tingkat inflasi yang mencapai 20 persen. "Bisa saja kami tidak menaikkan tarif air minum ini, tapi konsekuensinya terjadi penggiliran air di setiap wilayah karena tidak adanya dana pemeliharaan atau perawatan," katanya. (126) Post Date : 11 Maret 2006 |