Tarif Air Harus Berbasis Kinerja

Sumber:Kompas - 01 Juni 2009
Kategori:Air Minum

JAKARTA, KOMPAS - Badan Regulator Pelayanan Air Minum menyiapkan usulan baru mengenai tarif air bersih kepada Gubernur DKI Jakarta. Tarif air bersih akan disesuaikan dengan kinerja operator PAM Jaya dan bukan kebutuhan keuangan mereka.

Anggota Badan Regulator Pelayanan Air Minum (BR PAM), Firdaus Ali, Sabtu (30/5) di Jakarta Pusat, mengatakan, usulan baru itu tercantum dalam pembaruan target perjanjian kerja lama (rebasing) antara PAM Jaya dan kedua operatornya, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta (Aetra). Usulan itu akan dibahas dengan Gubernur Fauzi Bowo pekan depan.

Menurut Ali, jika usulan ini disetujui, kedua operator harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerja mereka, terutama untuk menekan kebocoran distribusi air. Jika tingkat kebocoran air masih tinggi, pemerintah dapat menurunkan tarif air, bukan menaikkan seperti yang diminta operator.

Tingkat kebocoran atau nonrevenue water Aetra mencapai 50 persen dan Palyja mencapai 45,2 persen. Tingkat kebocoran itu mencerminkan air bersih yang sudah diproduksi hilang di jalan.

"Jika kebocoran pipa air bersih dapat dikurangi, operator justru diuntungkan karna pendapatan mereka meningkat. Pelanggan juga diuntungkan karna pasokan air akan lancar selama 24 jam dan wilayah cakupan pelayanan meluas," kata Firdaus.

Naik terus

Selama ini, kedua operator selalu meminta kenaikan tarif dengan didasari kebutuhan finansial mereka terkait dengan peningkatan biaya produksi air. Dengan pola ini, operator dapat terus meminta kenaikan tarif sesuai inflasi, tanpa harus bekerja keras memperbaiki kinerja.

Apabila kinerja operator tidak diperbaiki secara signifikan, tetapi tarif dinaikkan, masyarakat yang dirugikan. Apalagi, tarif rata-rata saat ini yang mencapai Rp 7.025 per meter kubik sudah lebih tinggi dari proyeksi rebasing tahun 2003-2007 sebesar Rp 6.800 per meter kubik. rebasing lanjutan seharusnya dimulai tahun 2008, tetapi molor sampai sekarang.

Direktur Utama PT PAM Jaya Hariadi Priyohutomo mengatakan. selain pengurangan tingkat kebocoran, rebasing juga mencantumkan target volume produksi air bersih, cakupan pelayanan, penambahan pelanggan, tekanan air, dan kecepatan waktu layanan pelanggan.

Namun, Hariadi mengakui, masih ada berbagai keluhan warga terhadap pelayanan kedua operatornya meski kedua operator itu sudah menunjukkan perbaikan kinerja selama enam tahun terakhir. Sebagai gambaran, pada 2002 pelanggan rumah tangga PAM mencapai 649.42 pelanggan. Pada 2008 naik menjadi 778.044 pelanggan. Volume air terjual pada tahun 2002 mencapai 255.1 juta meter kubik. Pada tahun 2008 naik hingga 158,9 juta meter kubik.

Direktur PT Aetra Syahril Japarin mengatakan, pihaknya sudah mampu menurunkan tingkat kebocoran dari 54 persen pada awal 2007 menjadi 50 persen pada pertengahan 2009. Tingkat kebocoran akan dapat diturunkan di bawah 50 persen.

Selain itu, Aetra juga, mene rapkan sistem kendali jaringan pipa pada kawasan-kawasan yang dipilih untuk mengetahui letak kebocoran. Apabila ditemukan kebocoran, Aetra segera memperbaikinya.

Kepala Komunikasi PT Palyja Meyritha Maryanie mengatakan, pihaknya juga terus mengurangi tingkat kebocoran dengan memantau tekanan jaringan pipa. Teknologi penyuntikan helium di jaringan pipa juga dilakukan untuk mencari lokasi-lokasi pipa yang bocor. (ECA)



Post Date : 01 Juni 2009