Tarif Air Direncanakan Naik

Sumber:Kompas - 27 Desember 2008
Kategori:Air Minum

Gunung Kidul, Kompas - Seiring dengan keinginan untuk terlepas dari bencana kekeringan, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul berencana menaikkan tarif minimum air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum. Tarif minimum saat ini, sebesar Rp 1.700, dinilai tidak lagi menguntungkan. Usulan kenaikan tarif air bersih ini sudah diajukan ke DPRD Gunung Kidul. Beberapa warga yang ditemui, Jumat (26/12), berharap rencana kenaikan tarif air bersih diikuti dengan perbaikan pelayanan. Cakupan pelayanan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di wilayah perkotaan menjangkau 76 persen, sedangkan di desa berkisar antara 43- 45 persen. Menurut Retno, warga kota Wonosari, pelayanan air bersih dari PDAM sering kali masih mengecewakan. Aliran air di daerah perkotaan memang relatif lancar, tetapi kadangkala masih tersendat. Di wilayah bagian selatan Gunung Kidul, aliran air PDAM masih menggunakan sistem giliran dan penjatahan. Bupati Gunung Kidul Suharto mengatakan bahwa biaya minimum penyediaan air bersih di wilayah selatan Gunung Kidul masih di atas tarif minimum air. Biaya operasional tersebut mencapai Rp 3.000 sehingga berdampak pada tingginya kerugian PDAM.

Penambahan debit dari sistem interkoneksi antara sistem Ngobaran, Bribin, dan Baron diperkirakan mulai bisa meningkatkan pelayanan air bagi masyarakat pada 2009-2010. Proyek air bersih di Baron, yang bekerja sama dengan Jepang, ditargetkan rampung pada April 2009. Sementara itu, proyek air bersih Bribin II yang bekerja sama dengan Jerman, baru terpasang satu modul dengan aliran 20 liter per detik. Menurut Suharto, masih tersisa tiga modul yang belum terselesaikan. Pada tahun 2010, masalah air tidak menjadi problem nasional atau internasional, tetapi bisa diselesaikan di tingkat lokal, ucap Suharto. Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul juga berupaya meningkatkan jumlah sambungan air di tiap rumah. Sebanyak enam desa dan 11 dusun telah melaksanakan swadaya mandiri, antara lain Desa Karangrejek, Wareng, dan Ngleri. Saat ini, telah dikelola 3.350 sambungan rumah yang rencananya akan ditambah 650 sambungan rumah pada tahun 2009. Seiring terjadinya degradasi lahan yang luar biasa, konservasi dan rehabilitasi lingkungan terus digalakkan. Pemerintah kabupaten menargetkan penanaman kembali hutan seluas 50.000 hektar, atau sepertiga dari wilayah Gunung Kidul. (WKM)



Post Date : 27 Desember 2008