Tarif Air Bersih Naik 50%

Sumber:Koran Sindo - 04 Juli 2008
Kategori:Air Minum

SLAWI(SINDO) – Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Jawa Tengah yang berkedudukan di Slawi,Kabupaten Tegal,berencana menaikkan tarif air bersih pada 1 Januari 2009 mendatang sebesar 50%. 


Upaya itu dilakukan untuk menyesuaikan kenaikan harga BBM dan menutup biaya operasional. Direktur Utama (Dirut) PDAB Jateng, Slawi, Agus Purwanto mengatakan, dengan kenaikan sebesar 50% maka per meter kubiknya harga air bersih menjadi Rp400.Tarif sebelumnya sebesar Rp250 per meter kubik.

Sedangkan dana kompensasi ke Pemkab Tegal sebesar Rp25 per meter kubik. Agus menuturkan, kenaikan dilakukan karena selama ini tarif yang berlaku merupakan tarif lama sejak 2006 dan sudah tidak sesuai dengan biaya operasional yang dikeluarkan. ”Memang sudah saatnya tarif air bersih naik, apalagi harga BBM sudah naik duluan sehingga sangat berdampak pada biaya operasional,” katanya kemarin.

Dia menjelaskan, keputusan menaikkan tarif tersebut sudah disosialisasikan ke seluruh PDAM yang membeli air dari PDAB, yakni PDAM Kota Tegal, Slawi,dan Brebes. Kenaikan itu untuk menutup biaya operasional dan pemeliharaan pipa-pipa jaringan yang rata-rata usainya sudah di atas 20 tahun.

”Kami belum berpikir untung, terpenting bisa melayani masyarakat.Tidak rugi saja sudah lumayan,”ujarnya. Sementara itu, Direktur Umum PDAB Jateng, Slawi, Ahmad Basuni menuturkan, biaya perbaikan jaringan pipa yang rusak dan bocor cukup besar. Untuk satu titik kebocoran minimal menghabiskan dana lebih dari Rp5 juta, bahkan bisa mencapai Rp15 juta.

”Itu baru satu titik saja. Kalau lima titik sekaligus,bisa dibayangkan berapa dana perbaikan yang harus dikeluarkan,” ujarnya. Dia menambahkan,PDAB melayani tiga PDAM di wilayah Brebes,Tegal, dan Slawi. Dari tiga PDAM itu distribusi air terbesar di PDAM Kota Tegal yang mencapai separuh lebih dari debit air yang dimiliki PDAB. ”Kami memiliki tiga sumber mata air,yakni di Muncanglarang I dan II serta Kaligiri. Rata-rata debit airnya sebesar 300 liter/detik. Untuk musim kemarau sampai sekarang belum ada pengaruh untuk debit air,”tandasnya.

Salah seorang konsumen air bersih, Muanas, 45,warga Mejasem Kecamatan Kramat, Tegal mengaku keberatan dengan rencana kenaikan tarif air.Menurutnya, pasokan air bersih ke rumahnya sering mati terutama pada siang hari, akibatnya aktivitas memasak dan mandi jadi terganggu.

”Kalau mau naikkan tarif, pelayanannya diperbaiki dulu,”jelasnya. Hal senada diungkapkan Lugiyono, menurutnya, kenaikan air akan menambah biaya rumah tangga.Padahal harga-harga kebutuhan lain sudah pada naik. ”Saya kurang setuju kalau tarif air dinaikkan, kalau bisa ditunda dulu,”katanya. (kastolani)



Post Date : 04 Juli 2008