|
NGAWI - PDAM Ngawi berencana menaikkan tarif air. Tidak tanggung-tanggung, kenaikan direncanakan menjadi Rp 900 per meter kubik atau naik 100 persen dari tariff sebelumnya. Kendati demikian, besaran ini dinilai sangat rendah disbanding daerah lain. "Ini angka yang masih sangat rendah dibanding daerah lain di eks Karesidenan Madiun," ungkap Rakidi, Direktur PDAM usai hearing hearing dengan Komisi C DPRD setempat. Dalam hearing tersebut, rencana menaikkan tarif air ini agaknya makin mengerucut. Menurut Rakidi, makin banyak kebutuhan PDAM dan kenaikan harga barang memaksa penyesuaian bagi tarif air di Ngawi. Melayani lebih dari 16 ribu pelanggan, PDAM harus berupaya keras memuaskan konsumennya dengan beban tarif sangat murah bagi masyarakat. "Di daerah lain se-eks Karesidenan Madiun, rata-rata sudah Rp 900-1200 per meter kubik," ujar Rakidi. Rakidi mengakui masih banyak keluhan pelanggan selama ini. Di antaranya kualitas air terutama di daerah sekitar Karangasri dan sebagian Ngawi kota. Lebih dari 1000 pelanggan PDAM masih mengeluh air mereka berbau. "Itu akibat pengaruh alam karena di dekat sumber air ada gas," kata Rakidi. Pelanggan sekitar Karangasri enggan meminum air PDAM dan tidak menggunakannya untuk memasak. Rakidi menyatakan, pihaknya sudah meminta bantuan ITS untuk mengatasi kendala itu dan penanggulangan sementara akan menambah chlor agar bau bisa hilang. "Sebenarnya dari uji mutu airnya ya layak minum, pelanggan hanya enggan saja menggunakannya untuk memasak karena berbau," ujar Rakidi. Rakidi berharap kendala bau air ini bisa segera teratasi, dan untuk mendukung wacana kenaikan tariff air, pihaknya merencanakan studi banding ke daerah terdekat yang kondisinya hampir sama dengan Ngawi.(ari) Post Date : 27 April 2006 |