|
Jakarta, kompas - Air layak minum bisa diperoleh warga dengan mudah tanpa harus merebus. Tanpa direbus pun, air bisa langsung diminum setelah diolah dengan cara menjemur air (solar disinfection/sodis) atau meneteskan air RahMat (klorinasi) atau menggunakan filter keramik. Hal itu dibuktikan para siswa Sekolah Dasar Negeri Rawa Barat 07, Kebayoran Baru, dalam Water Testing Day di Jakarta, Sabtu (18/2). Kegiatan edutainment ini digelar dalam rangka meningkatkan kesadaran terhadap air minum sehat untuk menurunkan angka kejadian diare. Menurut Farah Amini, Public Outreach/Communications Environmental Program, angka kematian bayi dan anak usia di bawah lima tahun akibat diare di Indonesia cukup tinggi, yaitu 46 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Air kotor adalah faktor kunci penyebar kuman atau bakteri diare, katanya. Lebih ekonomis Dalam acara tersebut, puluhan siswa dibagi ke dalam empat kelompok, masing-masing mengolah air dengan merebus, sodis, klorinasi, dan filter keramik. Sodis dilakukan dengan memasukkan air bening ke dalam botol ukuran 1,5 liter atau lebih kecil. Air dalam botol itu lalu dijemur di alas berwarna hitam atau seng sedikitnya selama enam jam. Klorinasi dilakukan dengan meneteskan air RahMat sesuai takaran dalam wadah berisi air dan dikocok atau diaduk selama 30 menit. Satu botol air RahMat seharga Rp 4.000 untuk 600 liter atau 30 galon air. Ini lebih ekonomis daripada merebus, kata Frieda Subrata dari Aman Tirta. Adapun filter keramik dilakukan dengan menuangkan air bersih ke wadah berisi filter keramik sebanyak dua kali. Hanya, cara ini membutuhkan alat filter keramik seharga Rp 200.000-Rp 225.000. Farah mengakui, selain soal budaya, terobosan itu terkendala terbatasnya warga mendapat air bersih sebagai air baku. (SAM) Post Date : 20 Februari 2006 |