|
JAKARTA, KOMPAS - Banyak ruang dan medium bagi seniman dan pengunjung UrbanFest 2008 —pergelaran budaya paling menarik dan unik di Ancol, Jakarta, 28-29 Juni mendatang—untuk mengekspresikan cita rasa seni. Terdapat sedikitnya 21 jenis kegiatan yang meliputi kompetisi, ekshibisi, elemen estetik, dan all you can act. Untuk elemen estetik, panitia menyajikan recycled installation; the art of junk, yakni seni instalasi tiga dimensi dengan material sampah, barang-barang bekas pakai, dan limbah. Hasilnya, pengunjung bisa menyaksikan King Kong memanjat Tugu Monas yang terbuat dari limbah botol dan gelas minuman air mineral. Sementara King Kong terbuat dari material bungkus makanan ringan dan mi instan. Area Street Manager UrbanFest 2008 Ryan LH mengatakan, seni instalasi tiga dimensi ini dikerjakan seniman lulusan seni rupa Institut Teknologi Bandung, Ismet Zaenal Effendi, dan sejumlah mahasiswa. ”Ada tiga karya seni instalasi unik yang dibuat untuk dinikmati pengunjung di arena UrbanFest 2008, yaitu King Kong Memanjat Monas, lima mannequin manusia, dan tank,” katanya. Ryan menjelaskan, lima mannequin manusia dengan tinggi sekitar 1,70 meter itu dibuat dari material limbah yang beragam, dari tutup botol soft drink, perangkat keras bekas, sampah makanan cepat saji, mainan bekas, dan sampah barang elektronik yang diikat dengan resin bening. Satu karya seni instalasi yang akan melibatkan pengunjung adalah tank dalam ukuran sebenarnya. Segala sampah nonorganik yang berceceran di area UrbanFest akan digunakan untuk membuat tank. Semakin banyak sampah, semakin cepat terbentuk tank. Demikian juga sebaliknya. Material bodi tank terbuat dari kardus susu instan, sedangkan material laras tank dari kaleng susu bekas. ”Jadi di UrbanFest, untuk mencitrakan kultur urban, pemakaian material akan diarahkan pada sampah industri (nonorganik),” tutur Ryan. Teknik ”airbrush” Menurut dia, sensasi lain adalah dari street painting. Street painting di atas papan tripleks dikerjakan seniman dari Yogyakarta dengan gaya lukisannya yang naturalis dan realis, teknik airbrush. Tema karya seni dua dimensi ini mencitrakan kondisi sosial, budaya, dan kultural urban. ”Lukisan di papan tripleks ini ditaruh di jalan. Di atas lukisan ada tambang. Pengunjung bisa merasakan sensasi berjalan di atas tambang, yang seolah- olah berada di atas suatu ketinggian dengan pemandangan di bawah yang mungkin membuat pengunjung merasa takut," ujar Ryan. Selain itu, seniman RM Soni Irawan, yang jago membuat mural bersama kelompok mural dari Yogyakarta, juga akan menunjukkan kebolehannya melukis mural. Pengunjung bisa juga menumpahkan ekspresi seni sebebas-bebasnya dengan melukis mural. Selama ini, untuk seni grafiti, banyak orang hanya berani mengekspresikannya di baju-baju seusai pengumuman hasil ujian nasional atau di pagar tembok, yang tentu ”mengotori atau merusak keindahan”, maka di UrbanFest, panitia penyelenggara menyediakan arena grafiti khusus. Bentangan kain dengan tinggi 5 meter dan panjang 35 meter disiapkan untuk grafiti. Beranikah membuat grafiti di UrbanFest? Pada UrbanFest2008 yang digelar secara kolaboratif oleh Kompas Gramedia, Ancol, Institut Kesenian Jakarta, Radio Prambors, dan MetroTV, kata Manajer Humas Kompas Gramedia Nugroho Ferry Yudho yang dihubungi secara terpisah, banyak kegiatan menarik lain bisa dinikmati. Misalnya, musik yang diramu 1.060 DJ terkemuka, Freestyle Futsal, Street Fashion, Cosplay, Low Rider, art & craft, urban communities, dan distro. ”Banyak lagi kegiatan lain yang bisa diikuti siapa saja dan gratis, seperti breakdance, parkour, street poets, 8 bit music, street band, singing, stomp percusion, pantomim, happening art, dan juggler,” kata Nugroho. (NAL) Post Date : 24 Juni 2008 |