Tanjungbalai Dilanda Banjir 1500 Rumah Terendam

Sumber:Harian Sinar Indonesia Baru - 29 Oktober 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Tanjungbalai (SIB) Diperkirakan sebanyak 1500 rumah yang ada di dua kecamatan Kota Tanjungbalai yakni Kecamatan Datuk Bandar dan Kecamatan Datuk Bandar Timur, terendam banjir yang melanda kota itu.

Banjir yang berasal dari luapan sungai Asahan dan naik melampaui benteng sungai yang berada perbatasan Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan menerobos hingga memasuki wilayah kota Tanjungbalai.

Pantauan SIB, Selasa (28/10) sekitar pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB di Kelurahan Bunga Tanjung, Gading, Sijambi dan Kelurahan Pahang terlihat air memasuki rumah warga dengan ketinggian antara 10 hingga 30 cm sementara ruas jalan tergenang air sehinga menyulitkan para pengguna jalan melintas di daerah itu.

Kawasan yang terparah dilanda banjir adalah Kelurahan Pahang dan Bunga Tanjung dimana ketinggian air memasuki rumah warga rata-rata mencapai 30 cm. Untuk menyelamatkan barang-barang berharga seperti TV, kulkas, tempat tidur dan lainnya warga membuat pelataran agar tidak terendam air.

Dalam dua hari berturut-turut, Walikota Tanjungbalai dr H Sutrisno Hadi SpOG didampingi Kakan Infokom Dra Darul Yana Siregar dan sejumlah staf melakukan kunjungan ke lokasi dan memberikan bantuan berupa sembako kepada 600 KK korban banjir. “ Hinga saat ini 600 KK korban banjir telah mendapat bantuan sembako,“ ujar walikota seraya meminta stafnya untuk mendata seluruh warga korban banjir secara terperinci.

Bantuan berupa, beras, gula, kopi, teh dan ikan kering langsung diberikan kepada yang bersangkutan dan Pemko Tanjungbalai juga mendirikan Posko kesehatan di sejumlah lokasi untuk mengantisipasi wabah penyakit yang timbul akibat banjir.

Di Kelurahan Sijambi yang merupakan kawasan sentra pertanian di kota Tanjungbalai terlihat air menggenangi lahan persawahan yang kini memasuki musin tabur benih. Air masuk ke lahan pertanian mencapai ketinggian hingga 40 Cm menyebabkan para petani ekstra ketat untuk menjaga air agar tidak menggenangi lokasi benih dengan meninggikan lahan benteng lahan benih padi. “ Kita terpaksa kerja ekstra untuk menjaga agar benih yang baru ditabur jangan tergenang air “ ujar salah seorang petani, Samsir Simbolon warga Kelurahan Sijambi.

Dikatakan, bila genangan air tidak surut bahkan semakin naik di khawatirkan akan mengalami gagal tanam karena benih padi akan busuk terendam air. “ Untuk sementara para petani masih berusaha menguras air yang menggenangi lokasi pembibitan namun bila air terus naik kita khawatir benih padi akan busuk sehingga gagal tanam,“ kata Simbolon pasrah.(S19/g) 



Post Date : 29 Oktober 2008