TANGERANG , Kota Tangerang Selatan terancam menjadi lautan sampah. Sebab semua mobil kebersihan di kota yang selama ini mengangkut sampah ditarik pemerintah induk, Pemerintah Kabupaten Tangerang. Dengan begitu, sejak Jumat (14/8), sampah di Tangsel dipastikan tidak bisa diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir.
“Saya kaget atas penarikan itu,” ujar Kepala Dinas Kebersihan Kota Tangerang Selatan Didi S Wijaya di Tangerang, Kamis (13/8). “Penarikan 40 truk pengangkut sampah itu dilakukan tanpa koordinasi.”
Dengan luas wilayah 147,19 kilometer persegi, Tangsel menghasilkan sampah sekitar 1.500 meter kubik per hari. Dengan jumlah itu, jika selama beberapa hari tidak diangkut, akan menimbulkan masalah. “Bisa dibayangkan jika sampah menumpuk,” ujarnya.
Didi mengakui puluhan truk sampah itu milik Pemkab Tangerang. Namun, kendaraan kebersihan itu dibeli saat Pemkot Tangsel masih bergabung atau belum dimekarkan. Tangsel berpisah dengan induknya sejak tujuh bulan lalu. “Tangsel juga memberikan kontribusi dana melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) saat itu,” tambah Didi.
Penarikan semua mobil itu membuat Pemkot Tangsel kelabakan. Apalagi mereka belum memiliki jalan keluar mengatasi masalah itu. ”Kami bingung mau mengangkut pakai apa dan dibuang ke mana. Kemarin, sampah yang sudah dibawa dari Tangsel ke tempat pembuangan akhir (TPA) Jatiwaringin ditahan. Sopir dan kernetnya disuruh pulang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan Kabupaten Tangerang Hery Heryanto berkilah penarikan armada sampah itu dalam rangka inventarisasi aset daerah sehingga bisa dibedakan milik Pemkab Tangerang dan Pemkot Tangsel. wan/M-3
Post Date : 14 Agustus 2009
|