Jakarta, Kompas - Penempatan dan pembuatan tangki air limbah alias septic tank yang tidak tepat bisa menjadi penyebab tercemarnya air permukaan oleh bakteri penyebab disentri, Escherichia coli.
Pengajar Program Studi Teknik Lingkungan Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Setyo Sarwanto Moersidik, Senin (21/3) di Jakarta, mengatakan, kondisi air permukaan di DKI Jakarta mengkhawatirkan. Penelitian lima tahun terakhir menunjukkan, 80-90 persen sumur pantau di DKI terkontaminasi E coli.
Menurut Setyo, pencemaran itu disebabkan pembuatan tangki air limbah di tingkat rumah tangga tidak sesuai izin mendirikan bangunan (IMB).
Setyo seusai seminar ”Pencemaran Air minum: Dampak Kesehatan dan Solusinya” di Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI, menyarankan, untuk mempermudah pengawasan, pembuatan septic tank dilakukan secara massal. Bukan tiap rumah memiliki satu septic tank.
Pengajar Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI, Sumengen Sutomo, memaparkan, E coli mampu mencemari air pada kedalaman 7,5 meter. Di tanah, bakteri itu mampu bergerak sedalam 4-11 meter dan lebar 2 meter.
Pembuatan tangki air limbah harus memperhitungkan jarak aman ke sumber air. Terlebih rumah yang berada di tepi sungai agar air sungai tak tercemar.
Mengutip data Kementerian Kesehatan tahun 2007, Sumengen menyatakan, insiden diare di Indonesia mencapai 423 orang per 1.000 penduduk. Di Jakarta Utara, diare pada bayi bahkan 759 per 1.000 penduduk. ”Angka ini menunjukkan, air minum tercemar tinja,” katanya.
Sumengen menuturkan, jaringan pipa perusahaan daerah air minum di Indonesia banyak yang rusak. ”Sekitar 40 persen sistem perpipaan PDAM bocor sehingga bisa tercemar bakteri, terutama dari tinja,” ujarnya.
Setyo menambahkan, jaringan distribusi PDAM kurang memadai karena usia pipa, keandalan teknis jaringan, dan perawatan kurang memadai. Kondisi ini menurunkan kualitas air dari instalasi pengolahan air ke rumah tangga. Karena itu, warga dianjurkan memasak air sebelum meminumnya. (ICH)
Post Date : 22 Maret 2011
|