|
Brebes, Kompas - Tanggul yang membatasi Sungai Tanjung Kulon, Kabupaten Brebes, dengan lokasi pertambakan di Dukuh Karangmangu, Desa Pengaradan, Kecamatan Tanjung, Brebes, Jawa Tengah, ambrol, Rabu (19/1). Akibatnya, ratusan hektar areal tambak di Dukuh Karangmangu meluap dan mengakibatkan para petani gagal panen karena ikan yang ada di dalamnya hilang terbawa luapan air. Menurut Kepala Dusun Karangmangu Udin (24), jebolnya tanggul disebabkan air Sungai Tanjung Kulon meluap setelah terjadi hujan lebat dalam beberapa hari terakhir. Padahal, selama ini tanggul berperan sebagai pembendung air Sungai Tanjung Kulon agar tidak masuk ke areal pertanian, baik pertanian tanaman maupun tambak. Tanggul ini panjangnya 50 meter dan lebar enam meter. Sementara 95 persen warga Karangmangu menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, terutama tambak. Jumlah keseluruhan warga Karangmangu sekitar 1.500 jiwa, sementara luas keseluruhan tambak mencapai sekitar 200 hektar. Meskipun berperan penting, tanggul tersebut tidak dibuat permanen dan hanya dibangun dari tumpukan tanah yang dimasukkan dalam karung hasil swadaya masyarakat. Peristiwa jebolnya tanggul tersebut sebenarnya sudah terjadi beberapa kali, terutama saat hujan lebat. Oleh masyarakat, tanggul sudah diperbaiki terus-menerus dengan cara menyusun kembali tumpukan tanah dalam karung dan memasang pagar bambu di pinggirnya. Upaya tersebut ditempuh dengan melakukan iuran. Bagi keluarga yang memiliki satu hektar tambak dikenai biaya sebesar Rp 25.000 untuk biaya pembelian bambu dan perlengkapan lainnya. Perbaikan tanggul terakhir pertengahan 2004. Saat itu, untuk pembelian bambu dan perlengkapan lainnya, mereka mengeluarkan uang sebesar Rp 1,5 juta, sementara Pemerintah Kabupaten Brebes memberikan bantuan karung. Seorang petani tambak di Karangmangu, Wahudi (25), mengatakan, meluapnya air tambak mengakibatkan mereka kehilangan ikan dan udang yang dipelihara. Hal itu berdampak pada hilangnya penghasilan yang selama ini sangat diharapkan.(J01) Post Date : 20 Januari 2005 |