|
DEPOK (Media): Tanggul Kali Laya Kota Depok, yang dibangun pemerintah pusat melalui Kementerian Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) dua belas tahun lalu, untuk keempat kalinya jebol lagi. Seorang bocah, T Maulana Malik, 6, siswa kelas I Madrasah Ibtidaiyah Polsigunung, Kelurahan Tugu, Cimanggis, tewas terseret arus, kemarin sekitar pukul 15.00 WIB. "Kerusakan kali ini akibat hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu (11/12) hingga Minggu (12/12) malam. Kali Laya kini 50% dalam kondisi rusak. Bila dibiarkan keadaan tersebut, sangat membahayakan," kata Kepala Sub Dinas Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Depok Welman Naipospos saat dihubungi Media di kantornya, kemarin. Sore itu, Maulana sedang bermain bersama kakaknya, Meliana, 12, ketika kakinya terpeleset dan akhirnya terseret arus Kali Laya. Dalam empat tahun terakhir, banjir di wilayah itu sudah menelan empat korban jiwa. Selain itu, kali ini puluhan rumah warga tergenang air setinggi 60-80 cm. Genangan air itu terlihat di Perumahan Taman Duta (TD), Perumahan Bukit Cengkeh I, II, dan beberapa rumah di luar kawasan perumahan setempat di Kelurahan Tugu, Cimanggis. Kali Laya yang membelah Kecamatan Cimanggis dan Sukma Jaya sepanjang tujuh kilometer itu, pertengahan Juni 2004 juga jebol. Dalam peristiwa itu dua rumah warga di dekat tanggul terseret sejauh lima belas meter dari tempat semula. Beruntung, saat kejadian penghuni rumah sedang keluar. Air yang meluap tersebut juga membanjiri areal persawahan dan Perumahan Taman Duta dan Perumahan Bukit Cengkeh I, II, yang dihuni sekitar 1.500 kepala keluarga (KK). Dalam catatan Welman, jebolnya Kali Laya karena Situ Pengarengan meluap, yang kemudian membanjiri areal perumahan di sekitarnya. Selain itu, pemeliharaan lingkungan di kawasan perumahan-perumahan yang kebanjiran itu, termasuk buruk. Saluran airnya kerap mampet karena gorong-gorong tertutup tumpukan sampah buangan masyarakat. Kondisi tersebut makin diperburuk oleh terbatasnya anggaran pembangunan dan perbaikan saluran irigasi di 63 kelurahan pada enam kecamatan Kota Depok tersebut. Dana Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) 2003 untuk seluruh irigasi di kota itu hanya sekitar Rp14 miliar, jauh dari anggaran ideal yang diusulkan, Rp30 miliar. Dari Rp14 miliar itu, hanya sekitar Rp1,3 miliar untuk Kali Laya. Lainnya, dipergunakan untuk merevitalisasi Situ Pengarengan dengan kegiatan pengurukan minimal kedalaman tiga sampai lima meter sehingga dapat berfungsi sebagai waduk atau kolam. Selain itu untuk pembangunan dam atau bendungan. Sisanya untuk membangun saluran irigasi di 63 Kelurahan di enam kecamatan wilayah Kota Depok. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Depok Yayan Arianto mengakui susahnya memprogramkan perbaikan lingkungan akibat minimnya dana. Menurut dia, untuk perbaikan saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier di wilayah Kota Depok termasuk pembangunan Kali Laya, pihaknya mengusulkan Rp110 miliar dalam APBD 2004, tetapi hanya Rp14 miliar yang direalisasikan. Menurut Yayan, wilayah Depok awalnya adalah areal irigasi, namun karena pesatnya pembangunan, daerah seluas 22 hektare itu kini berubah menjadi permukiman. Kini areal irigasi di Kota Depok hanya tersisa 1.062 hektare atau kurang dari 4% dari luas kota. (KG/J-1) Post Date : 14 Desember 2004 |