|
BEKASI -- Tidur nyenyak sekitar 400 warga Perumahan Jaka Kencana, Bekasi, pada Ahad (6/3) dinihari pukul 01.00 WIB, terusik banjir. Mereka langsung berhamburan menyelamatkan diri, begitu air bah mulai merendam rumah mereka. Tanggul Kali Bekasi, yang terbuat dari beton setinggi tiga meter dengan panjang 15 meter, jebol terdorong arus deras kali tersebut. Diperkirakan, akibat kejadian tersebut belasan ribu rumah dari tujuh kecamatan terendam. Banjir juga merendam Perumahan Taman Kartini di Bekasi Timur. Ketinggian air yang merendam wilayah ini mencapai 1,5 meter dan merusak perabotan termasuk barang elektronik, juga barang-barang berharga. Hasiholan (45 tahun), warga Perumahan Taman Kartini, mengatakan, banjir mulai datang sekitar pukul 03.45 WIB. ''Seluruh perlengkapan rumah tangga saya rusak tak bisa dipakai lagi karena terendam air bercampur lumpur. Hanya mobil dan keluarga yang bisa saya selamatkan,'' ujarnya di Bekasi, Ahad (6/3). Menurut data yang diterima posko banjir Dinas Sosial Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos PPM) Kota Bekasi, hujan yang turun sejak Sabtu (5/3) itu mengakibatkan tujuh kecamatan di Kota Bekasi tergenang banjir. Masing-masing adalah Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Bekasi Utara, Jati Asih, Pondok Gede, dan Kecamatan Bantargebang. Wilayah yang tergenang itu umumnya berada dekat perbatasan Kali Bekasi yang merupakan pertemuan arus sungai dari Cikeas dan Cileungsi. Sekitar pukul 12.00 WIB kemarin, banjir di wilayah tersebut mulai surut. Wali Kota Bekasi Akhmad Zurfaih mengaku telah berupaya membantu para korban banjir dengan mengirimkan 10 perahu karet ke setiap kecamatan, mengalirkan obat-obatan, serta mengirim bahan kebutuhan pokok. ''Kami sudah instruksikan tim posko banjir menyerahkan semua bantuan itu ke setiap kecamatan di Kota Bekasi, untuk diteruskan kepada warga yang dilanda banjir,'' ungkapnya. Saat yang hampir bersamaan, banjir juga merendam beberapa wilayah di Jakarta. Daerah yang ikut terendam adalah Kelurahan Bidara Cina, Cawang, Kampung Melayu, serta Bukit Duri. Banjir paling parah terlihat di Kelurahan Kampung Melayu, dengan ketinggian air rata-rata mencapai tiga meter. Akibatnya sebanyak 1.158 jiwa harus mengungsi ke beberapa titik pengungsian. Tempat pengungsian tersebut antara lain berada di Rumah Sakit (RS) Hermina, Sekolah Santa Maria, emperan toko Jatinegara Barat, SDN 01 Kebon Pala, beberapa masjid, serta kantor kelurahan. Lutfi Kamal, lurah Kampung Melayu, menjelaskan, warga mulai mengungsi sejak pukul 04.00 WIB. Pada pukul 10.00 WIB kemarin, ketinggian air di Pintu Air Manggarai berada di atas normal. Petugas piket Posko Banjir Departemen Pekerjaan Umum, Udin, mengungkapkan, saat itu ketinggian air mencapai 850 cm, sementara ketinggian normal 750 cm. Kata dia, dengan ketinggian tersebut, kondisi air bisa digolongkan siaga III.( c25/c26/ant ) Post Date : 07 Maret 2005 |