|
LHOKSUKON - Hujan yang mengguyur Kabupaten Aceh Utara sejak Minggu malam membuat sungai Keurutou (Krueng, Red) meluap. Luapan air bah menghantam tanggul penahan banjir sepanjang hampir dua puluh meter di Desa Meunasah Teungoh, Lhoksukon, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Akibatnya, ratusan rumah dan tanaman milik warga di enam desa terendam banjir. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun, puluhan hektare sawah masih tergenang air. Desa yang terendam banjir dari Krueng Keuruto, antara lain, Meunasah Glumpang, Meunasah Buloh, Meunasah Teungoh, Meunasah Kumbang, Meunasah Dayah, dan Alue Leumpok. Menurut laporan warga setempat, air naik ke permukiman penduduk sekitar pukul 03.00. Kondisi itu membuat warga panik dan berusaha menyelamatkan diri beserta harta bendanya ke tempat yang aman. Dalam kondisi yang masih gelap, air terus bergerak masuk dan menggenangi sejumlah rumah yang berfondasi rendah. Ketinggian air saat banjir awal hampir semeter. Air mulai surut diperkirakan menjelang pukul 08.00. Namun, hingga pukul 12.00 Senin kemarin, sejumlah rumah di beberapa desa masih terlihat digenangi air sebatas lutut orang dewasa. "Banjir berasal dari luapan sungai akibat robohnya tanggul yang baru dibangun menggunakan dana BRR. Sebelumnya, tiga bulan lalu, desa kami dan beberapa desa lain juga mengalami hal yang sama. Tampaknya, pemerintah kurang tanggap atas permasalahan yang kami hadapi. Padahal, hampir setiap tahun kami menderita karena banjir," ungkap Sulaiman, kepala Dusun Gampong Mns Kumbang Lhoksukon, kepada wartawan. Menurut dia, warga pernah melapor kepada pemerintah dan pihak terkait tentang pembangunan tanggul. Menurut warga, tanggul dikerjakan oleh kontraktor dengan mutu di bawah standar. Sehingga, baru setahun, tanggul sudah jebol. "Tahun ini sudah dua kali kami kebanjiran akibat tanggul yang kurang bermutu. Pembuatan beton tidak menggunakan tulang dari besi yang standar. Bahkan, ada tanggul dekat beton yang tidak dipadatkan, sehingga air mudah merembes masuk. Ya akhirnya seperti ini, tanggul menjadi patah," kata Sulaiman yang dibenarkan sejumlah warga lainnya. Menurut pantauan wartawan, hingga menjelang pukul 11.00 kemarin, air masih menggenangi sejumlah rumah dan jalan raya. Untuk mencapai lokasi tanggul yang roboh, warga masih terhalang genangan banjir. Kerugian masyarakat memang belum bisa didata. Yang jelas, banyak tanaman dan perabot yang tergenang air. Masyarakat masih cemas atas adanya banjir susulan. "Kami sangat khawatir, jika nanti malam hujan turun lebat, banjir pasti terjadi lagi. Mengingat, tanggul sungai sudah roboh. Kami sangat mengharapkan pemerintah segera menangani kondisi ini," ujar Muhammad, warga yang juga terkena imbas banjir kiriman. (agt/jpnn) Post Date : 22 Agustus 2006 |