|
[JAKARTA] Sekitar 200 rumah di RW 03, 04, 05, dan 06 Kelurahan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, hingga pagi ini masih terendam air setinggi 30 centimeter. Terendamnya kawasan tersebut, dikarenakan tanggul yang ada di Kali Sekretaris jebol akibat tidak mampu menahan derasnya air. "Hujan yang lebat sejak malam hingga pagi tadi menjadikan debit air di kali tersebut menjadi tinggi, sehingga tanggul tidak mampu menahan derasnya air tersebut," ujar Wali Kota Jakarta Barat, Fadjar Panjaitan kepada Pembaruan, Jumat (26/1). Fadjar yang berada di lokasi banjir mengungakapkan, pihaknya sudah melaporkan jebolnya tanggul tersebut ke Dinas Pekerjaan Umum (PU). Saat ini, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah meluasnya genangan air tersebut. "Kami sudah melaporkan jebolnya tanggul tersebut, kami juga sudah mengambil langkah-langkah preventif, sambil menunggu perbaikan tanggul tersebut," kata dia. Sementara Camat Grogol Petamburan, Rustam Effendi mengatakan, kerusakan tanggul mencapai sekitar sembilan meter. Akibat jebolnya tanggul tersebut, ketinggian air di rumah-rumah warga mencapai sekitar 60 centimeter. "Tetapi sekarang, sudah menyusut hingga 30 centimeter," ujar dia, Dia menambahkan, pihaknya sudah mendirikan dapur umum di tiga lokasi, yakni RW 03, 04, dan 05. Dia berharap, Dinas PU segera memperbaiki tanggul yang jebol, mengingat saat ini sudah masuk musim penghujan. Genangan air juga terjadi di beberapa ruas jalan di wilayah Jakarta Barat lainnya, di antaranya di Jalan Daan Mogot dan S Parman, Grogol. Akibat genangan tersebut, menimbulkan kemacetan yang cukup panjang. Pemantauan Pembaruan, ruas jalan yang paling parah dilanda banjir terjadi di depan Kantor Pos Daan Mogot (depan Stasiun TV Indosiar). Ketinggian air mencapai antara 60 cm - 1 meter lebih. Akibatnya, banyak kendaraan, utamanya jenis sedan tidak berani melintas genangan banjir. Mereka berhenti di ujung jalan layang Daan Mogot. Akibat lebih jauh, kemacetan panjang mencapai lebih dari 3 km tidak terhindarkan. Para pengendara sepeda motor yang melintas di jalan layang dan tidak sabar dengan kemacetan tersebut, langsung memotong ruas jalan yang berlawanan sehingga menambah kesemrawutan dan kemacetan di ruas jalan tersebut. Begitu juga di Jalan S Parman, Grogol, tepatnya di depan Kampus Trisakti, Grogol, sampai depan bekas Kantor Wali Kota Jakarta Barat yang lama. Ketinggian air di ruas jalan itu juga diperkirakan antara 60 cm - 1 meter. Tempat parkir Kampus Trisakti tampak seperti tambak-tambak ikan atau udang. Banjir juga terjadi di Pesing Koneng, Kedoya Utara, di mana puluhan rumah terendam genangan air yang mencapai sekitar 25 centimeter. "Three in One" Sementara itu, semua pengendara mobil yang melintas pada jalur three and one, terutama kawasan atau jalan yang tergenang air karena banjir di wilayah Ibukota, mulai Jumat (26/1) untuk sementara tidak dilakukan penindakan atau tilang oleh petugas setempat. Lokasi yang bebas tilang itu akibat jalan tergenang air atau menjadi sasaran banjir Ibukota, yang berlangsung sejak Kamis (25/1) malam sampai Jumat dini hari antara lain, sebagian Jalan Sudirman menuju Gatot Subroto dan Thamrin. Kepala Sub Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Tomex Korniawan kepada Pembaruan, Jumat pagi membenarkan adanya kebijakan tidak menindak pelanggar three and one, terutama untuk kawasan tertentu yang dilanda banjir atau kondisi jalan terganggu akibat hujan. Menurut Tomex, sesuai dengan perintah Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, soal kapan penindakan three and one diberlakukan lagi, bergantung pada kondisi jalan, apakah masih tergenang atau lancar dan bisa dilalui kembali kendaraan. Direktorat Lalu Lintas katanya, berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengatasi jalan yang tergenang air, termasuk mengarah-kan para pengendara melalui jalan alternatif. Sementara itu, beberapa wilayah di Jakarta Timur tergenang, seperti di Cipinang Melayu, Pondok Kopi, dan Cipinang Besar Utara. Genangan di sepanjang Jalan Kolonel Sugiono cukup mengganggu pengguna jalan. Jalanan tergenang juga terjadi di kawasan Cawang akibat sistem drainase buruk. Akibat genangan tersebut, sejumlah ruas jalan, seperti Jalan Letjen Sutoyo, sebagian MT Haryono, Jalan Kolonel Sugiono, dan Jalan Basuki Rahmat macet. Genangan air juga membuat Jalan Sudirman dan Thamrin terganggu. Hingga Jumat (26/1) pagi ini antrean panjang kendaraan terjadi akibat laju kendaraan tersendat. Untuk sementara Jumat pagi ini, aturan bersepeda motor di lajur kiri ditiadakan, mengingat banyaknya genangan air, seperti halnya di ruas Jl DI Panjaitan, Jakarta Timur. Hal itu membuat pengguna sepeda motor sedikit lega karena mereka bisa bebas bergerak menghindari genangan air. Genangan air di sejumlah ruas jalan di Jakarta Timur seperti di Jl Perintis Kemerdekaan, Jl Kayu Putih, dan Jl Raya Bekasi menyebabkan kemacetan parah. Akibatnya laju busway di Koridor III Pulogadung-Harmoni pun terganggu. Gangguan tersebut membuat sejumlah penumpang di beberapa halte harus menunggu lama. Sementara itu, genangan air di di sepanjang bantaran Kali Ciliwung, khususnya di kawasan Kampung Melayu dan Jatinegara, Jakarta Timur tidak separah sehari sebelumnya. Namun, kondisi tersebut cukup merepotkan warga yang sebagian rumahnya terendam, meski warga tidak lagi kaget karena banjir sudah biasa mereka alami. Seperti halnya warga Gang Anwar, Kecamatan Jatinegara. Banjir yang hanya setinggi lutut anak-anak tidak membuat warga sekitar khawaatir. Menurut Hamzah, salah satu tokoh masyarakat di sana, warga baru menggungsi bila ada peringatan dari lurah setempat. Peringatan itu menunjukkan ketinggian air di Depok dan Manggarai sudah melampaui batas toleransi. Informasi dari Posko Banjir Kampung Melayu mengatakan, ketinggian air di Pintu Air Manggarai dalam kondisi normal. Berdasarkan laporan dari petugas Pintu Air Manggarai, Mardjono, ketinggian air saat ini sekitar 680 cm atau lebih rendah dari angka 750 cm yang merupakan batas ketinggian normal. Sementara di Pintu Air Depok, ketinggian saat ini sekitar 115 cm dari batas ketinggian normal 200 cm. Sementara di Pintu air Katulampa ketinggian saat ini mencapai 40 cm dari batas ketinggian normal 170 cm. "Hujan deras yang mengguyur Jakarta semalam tidak terlalu dikhawatirkan karena biasanya genangan air tidak terlalu tinggi," ujar Hamzah. [L-11/G-5/RS/M-16] Post Date : 26 Januari 2007 |